Rabu, 23 Agustus 2017

Naik Vespa Ke Tanjung Lesung




"Aku mau touring naik Vespa"

"touring? naik vespa? sama siapa? aku boleh ikut?


"aku belum selesai ngomong, kamu udah nyerocos duluan"

"ooh hehe iya iya maap kalo gitu"


"mau ke sawarna" katanya lagi

"hah? sawarna? nggak jangan. 

ke tanjung lesung aja bagus. di sawarna kurang bagus (pengalaman teman-teman yang sudah kesana)
lagian disana kan cuma karang" 

seperti biasa, setiap kali Pras mau pergi dia selalu bilang, dan kali ini Pras mengajakku touring naik Vespa ke ujung barat pulau Jawa, yaitu ke Tanjung lesung dengan saran dariku. Pras langsung mengiyakan setelah aku tunjukan foto keindahan Tanjung lesung yang aku searching di Mister Google. 

trip kali  ini memang bukan kali pertama kami menunggangi Vespa. 3 bulan lalu, aku pergi ke kawasan Gunung Halimun di Bogor dengan menggunakan Vespa juga. nanti aku ceritakan bagaimana keseruan trip ke Gunung Halimun Bogor. 

perbekalan yang tidak begitu rumit, membuatku semakin tidak sabar untuk sampai di Tanjung Lesung, menikmati deburan ombak, hembusan angin sambil tiduran lucu di hammock. ah rasanya sudah tidak sabar menanti suasana itu. 

hari rabu, sepulang kerja aku langsung membuat bekal untuk di perjalanan. aku tahu kalau perjalanan kali ini akan melelahkan. bayangkan saja naik Vespa ke Tanjung Lesung dengan jarak hampir 5 jam kami tempuh. tak mengapa asal sama kamu hihi..

setelah bekal sandwichku dan juga nugget yang aku goreng di magic com (maklum anak kost) aku langsung mandi dan membereskan sedikit kamarku yang tidak karuan. 
Pras yang dari bengkel pun langsung mandi dan menjemputku di kost.

sesampainya Pras di kostan, kami terlebih dulu menunggu yang lainnya di rumah Jordy. kami berangkat ber-6. Maul, Endut, Ka Fendi dan juga Fachri. 
pukul 22.30 kami berangkat dari Cengkareng. ya memang kalau piknik bareng mereka itu memang agak slow, kalau orang lain ikut mereka trip bareng dan ternyata mereka itu lambaaatt pasti ya kapok trip bareng hahaha..

sebenarnya, aku sudah ngantuk banget karena kerjaan hari ini sengaja aku babat habis, ya maklum kan besoknya mau bolos kerja haha (pegawai gak teladan jangan di tiru)
tapi ya Pras maklum, dan pasti tau kalau aku bakalan tidur di Vespa haha.

Vespa kami melaju tidak kalahnya dengan motor bebek biasa, bahkan lebih cepat dari motor-motor biasa, aku pikir karena Vespa memiliki kopling yang menjadi acuan mereka melaju cepat atau memang karena Pras yang suka setting-setting mesin supaya bisa ngebut haha gak ngerti yang penting aku di bonceng. entah aku lebih suka naik vespa daripada naik motor biasa. dari jaman SMP sebenarnya memang sudah suka, malah di daerah rumahku lebih banyak anak vespa reagge haha, tapi ya karena aku masih remaja jadi cuma sekedar suka aja gak bisa naik hehe. eh pernah deng beberapa kali naik vespa malah nyusruk ke got -_-


pukul 01.30 kami sampai di daerah cikande, 
serunya naik Vespa ketika Vespa kita mogok atau lagi bongkar mesin, pasti vespa lainnya ikt bantuin. ehm solidaritasnya tinggi. pernah suatu kali kami dapati seorang bapak di Jl lingkar luar cengkareng sedang membetulkan Vespanya, lalu Pras berenti ikut bantuin si bapak yang keliatannya lagi buru-buru mau kerja, Pras ikut bongkar Vespa dan gak ada setengah jam Vespanya nyala lagi (yeaay) dan akhirnya si bapak bisa kerja. 

sama halnya ketika kami berenti di pinggi jalan cikande, padahal Vespa kami tidak ada yang lagi mogok tapi vespa lain berhenti nanyain keadaan vespa. gak lama kami bertegur sapa orang itu ngasih kita stiker, dan ternyata dia itu anak skuter lampung heheu ciye anak komunitas. 

kami memilih untuk istirahat sebentar di warung lombok pilihan Maul, awalnya kita mau makan nasi goreng tapi Maul salah liat yaudah mau gak mau kita berenti. 
karena akau udah ngantuk banget jadilah aku terkapar di warung lombok itu, aku memilih untuk tidur dan gak makan. cuma Maul, Endut, Ka Fendi, Fahcri dan Pras. 
setelah mereka selesai makan, kami melanjutkan perjalanan. 

jalur cikande yang cukup mencekam, banyak sekali mobil-mobil besar pengangkut barang berat sedangkan kami kendaraan kecil yang siap mereka senggol tapi naudzubillah jangan sampai. 
kami memilih untuk mendahului mobil besar, jalurnya pun juga tidak terlalu mulus jadi kami harus berhati-hati melewati jalan raya serang yang kalo kata anak-anak itu "transformer indonesia" haha..


ya Vespa kami kembali melaju dengan cepat, menurutku naik vespa seperti bermain tamiya, mobil balap yang menggunakan dinamo agar kecepatannya pun bisa lebih kencnag dari lawan. 
jalanan sepi sekali, hanya ada vespa-vespa kami yang menghiasi suara heningnya kota pandeglang pada malam itu.


pukul 01.30 wib, kami sampai di alun-alun pandeglang, 
kaki-kaki kami selama hampir 3 jam akhirnya bisa di luruskan, belum lagi para driver yang vespa yang tangannya sudah hampir keram haha..
bekal yang tadi sore aku buat, aku keluarkan sebagai pengganjal perut yang hampir keroncongan, padahal tadikan sudah makan. 


Pras kembali membakar sebatang ciggarretenya, walaupun ia tahu kalau aku tidak suka melihatnya merokok. merusak kesehatan saja. badan sudah kurus tak ada daging dan hanya tinggal tulang, tapi tetap saja sebatang dua batang masih habis dia hisap. 
sesekali nugget yang aku bawapun ia makan. 


heningnya kota pandeglang mengingatkan Pras, Maul dan Ka Fendi pada sesuatu yang membuat mereka tertawa, aku tidak mengerti apa yang mereka tertawakan. yang aku pahami kalau mereka pernah tidur di alun-alun kota sambil menunggu Gusli. hehe aku ikut tertawa saja agar keliahatan ngerti padahal mataku sudah sayu-sayu mengantuk.

kami melanjutkan perjalanan kembali, masih 4 jam untuk sampaike pantai. sesekali Pras menyuruhku untuk membuka googlemap untuk melihat seberapa jauh lagi jarak yang akan kami tempuh. 
Pras bilang, kalau sudah sampai di labuan artinya sudah mau dekat kurang lebih satu jam lagi sampai dan setelah kami melewati labuan ternyata di jalan Maul mengantuk, dan akhirnya kami berhenti di masjid.
Vespa kami terparkir di halaman masjid, waktu itu sudah mau subuh kalau tidak salah sudah pukul 04.00 wib, 
Pras langsung duduk juga diikuti yang lainnya. 

asap-asap rokok kembali mengepul, rasanya mual dan tak tahan dengan baunya. rasanya kesal juga melihat Pras kembali membakar sebatang rokoknya. 

aku bilang 
"kamu ngerokok mulu"

"ngerokok mulu dari mana? kan baru ini"

 "iya tapi sering" kataku

"kan aku udah gak ngerokok lagi" jawabnya lagi

ah yasudahlah, daripada kami debat, aku diam saja dengan wajah masam. 

pukul 04.30 adzan subuh berkumandang, Pras, Endut, dan juga Ka Fendi segera mengambil wudhu untuk menunaikan sholat subuh berjamaah. senang sekali rasanya melihat mereka sholat berjamaah. sejuk, bagiku seperti pohon kering yang di sirami dengan air lalu kembali tumbuh. 

kami melanjutkan kembali perjalanan menuju pantai Tanjung Lesung. mata-mata hitam mereka tak karuan aku melihatnya. rasanya lelah sekali. kalau saja aku bisa mengendarai Vespa mungkin sudah aku gantikan Pras supaya dia bisa istirahat. 

Dari gelap hingga terang, kami terus menyusuri jalur desa Pandeglang, rasa-rasanya aku pernah melewati jalan ini, ya waku itu 2tahun yang lalu aku pernah lewat ini,bertemu dengan adik-adik yang semangat bersekeolah walaupun keadaan sekolah mereka hampir runtuh karena sudah bepuluh-puluh tahun tidak di renovasi. 

kami melewati pasar dan mampir sebentar membeli sarapa nasi uduk. rasanya jauhh sekali untuk sampai ke pantai, walaupun kami sudah memasuki desa Tanjung Lesung tapi jalur yang kami lewati sangatlah panjang, terlebih kami menunggangi si tua baja yang antik. 

Pagi itu, awan sedikit mendung dan udara pantai sudah terasa kencang.
menghempas kibasan-kibasan pakaian dan membuat aku semakin ingin segera berayun di hammock. 

penunjuk jalan Tanjung Lesungpun sudah menandakan kalau kami sebentar lagi sampai.
di sebelah kanan jalan kami, sudah tampak pantai dan hempasan ombak dengan karang, indah sekali. 

lima kilo meter lagi ...


Tanjung Lesung 


setelah melewati jalur yang panjang akhirnya kami sampai di kawasan pantai Tanjung Lesung, ketika kami memasuki kawasan Tanjung Lesung yang seperti kawasan Villa ini, kami tampak heran, dimanakah pantainya? tidak ada suara-suara ombak, atau bau-bau angin pantai, yang ada hanyalah tumbuhan bakau di sebelah kiri kami dan daun yang rindang. 
kami pun juga was-was dengan sisa bensin, sebab pintu masuk kawasan pantai Tanjung Lesung itu lumayan jauh, hampir 1km kalau sampai mogok karena kehabisan bensin, hahaha ya deritalah kita. tapi kata Pras "tenaangg" haha iyakan saja. 

setelah kebingungan hampir 15 menit di jalur kawasan pantai Tanjung Lesung, kami memutuskan untuk bertanya kepada orang yang lewat, mungkin saja dia tau dimana letak pantainya. 
ka Fendi akhirnya pun bertanya kepada bapak-bapak yang hendak masuk ke area 'Beach Club' 

"Pak kalau mau ke pantai lewat mana ya?' tanya ka Fendi
"masuk aja mas lewat sini, bayarnya per orang 100 kalau ikut beach clubnya"

aku dna yang lainnya mendengar hal itupun langsung hilang semangat. aku pikir yaudahlah kita cari tempat lain aja, mungkin kalau ke ara barat lagi bisa ketemu pantai yang lebih bagus daripada pantai seharga Rp.100.000 
dan akhirnya kamipun coba untuk masuk ke kawasan pantai beach club. 

untuk meyakinkan kalau pantai ini memang pantai yang  
bisa dikunjungi akhirnya kamipun coba untuk masuk. Maul dan Fahcri mulai masuk dan izin dengan satpan yang berjaga di pantai, ketika Maul dan Fachri masuk, Maul bilang kalau pantainya sama seperti yang ada di google haha. 
akhirnya kami masuk dengan tarif Rp. 25.000

setelah perjalanan panjang, Vespa di parkirkan dan kami mulai mencari lapak untuk menggelar makanan. dengan lahap kami makan setelah perjalanan dari semalam. 
setelah makan selesai, kami mencari tempat untuk beristirahat. 
berjalan santai dengan suara deburan ombak dan hembusan angin yang terkadang membuat baju kami terbang. memang Nikmat Tuhan tiada duanya. 

Maul, Arip, Kageng, Ndut dan Pras membuka flysheet, aku juga memasang hammockku karena sudah tidak sabar ingin berayun menikmati hembusan angin dipinggir pantai. 
setelah hammock dan flyseet selesai di gelar, tidak lama kemudian langsung semuanya terpulas. 

Tanjung Lesung ini memang cocok untuk para pejalan yang suka dengan pantai, di tengah pantai tampak begitu romantis ayunan seperti di Lombok, kalau sepi mungkin lebih romantis. 
ada ayunan jaring di pantainya, pantainya pun masih terlihat bersih, bahkan hanya beberapa pengunjung saja. kalau dibangingkan dengan pantai anyer ini tidak sebanding karena pengunjung yang terlalu ramai. 

selain gunung, pantai adalah tempat favoritku untuk menyendiri. menikmati hembusan angin dan juga deburan ombak, menikmati suara-suara nakalnya burung yang berkeliling di kawasan pantai. 

berkendara dengan Vespa menuju pantai memang seru sekali, 
aku berharap masih bisa seperti ini setelah menikah nanti, berkendara dengan Vespa bersama anak dan suamiku kelak. hehe
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar