Kamis, 20 Oktober 2016

Bel Baru di Kamar





Hari ini aku terbangun dengan adanya suara salam dari balik pintu,
salam yang tidak biasa aku dengar, bahkan suara salam itu adalah suara laki-laki
melengking ditelinga.

Suara yang tidak enak didengar dan membuatku pengang rasanya.
segera saja aku beranjak dari kasurku,
aku buka pintu dan clingak-clinguk mencari berasal dari mana suara itu.

Tak lama kemudian, suara itu kembali terdengar
ternyata, ada bel di balik jendela kamarku
aku langsung saja memanggil ibuku dan langsung turun ke bawah

Aku tanya pada ibuku,
“bu, ibu yang taruh bel di jendela kamar?” tanyaku heran
seketika ibuku menahan tawa dan sambil memencet bel kamarku dari bawah
aku tertawa bersama pagi itu..

Setelah selesai mandi, aku kembali ke kamar
belum selesai aku merapihkan jilbabku,
ibuku sudah kembali memencet bel lagi hahaha

Aku langsung turun kebawah dan bertanya “ada apa bu?”
ibuku menahan tawa lagi, lalu ia bilang “gak apa-apa Cuma takut kamu telat ke kantor”
‘plaaaaakkk’ rasanya bel itu menjadi mainan baru ibuku,
sungguh jail sekali ia, hahaah tapi tak mengapa
kalau itu membuatnya bahagia, aku rela menjadi korban kejahilannya

Minggu, 04 September 2016

Senja


aku suka sekali dengan senja
setiap ia akan datang, aku menyambutnya dengan riang
mengabadikan setiap keindahan warna jingganya dan juga cahayanya yang hangat

dari senja aku belajar
belajar untuk menjadi indah walaupun ia akan tenggelam
tetap memberikan warna untuk semua orang walaupun ia akan hilang
aku belajar dari warna jingganya
ia selalu membuat orang-orang mengenangnya walaupun sudah tenggelam

dari senja aku belajar ...

Sabtu, 03 September 2016

Bebas yang seperti apa??





Bebas...

Semua orang di dunia ini pasti inigin kebebasan..
kebebasan dalam berkarya
kebebasan dalam hidup
kebebasan dalam berekspresi
kebebasan dalam mengungkapkan sesuatu
kebebasan dalam menggapai cita-cita
kebebasan dalam bergaul dengan siapa saja
kebebasan dalam berbicara
kebebasan untuk pergi kemana saja
kebebasan untuk mencari kebahagiaan dan...
kebebasan untuk diri sendiri

Tidak pernah ada yang salah seseorang dalam mendapatkan kebebasan
setiap orang menuntuk kebebasan..

Bahkan negara-negara yang saat ini jajah sangat ingin sekali bebas dari teror-teror yang setiap siang dan malam selalu menghantui wilayah mereka.

Mereka menginginkan bebas seperti burung yang dapat terbang bebas kemana saja, bahkan mereka bisa keliling dunia tanpa memikirkan keluarga.

Mereka menginginkan kebebasan.

Aku setuju kalau setiap orang memiliki hak untuk bebas,
aku yakin semua orangpun tidak menginginkan adanya aturan-aturan

Misalnya saja seperti anak-anak yang menuntut kebebasan kepada orang tuanya untuk selalu bermain tanpa harus belajar dan sekolah

Akupun setuju bahwa setiap jiwa memiliki kebabasan. Tapi apakah kebebasan itu membuat kita lupa akan segalanya? Melupakan bahwa kita memiliki sesuatu yang berharga? Misalnya saja kita bebas tanpa aturan rumah yang kerap kali membuat kita gerah dan rasanya ingin keluar rumah saja. Bermain, berkumpul dengan teman sebaya.
Misalnya saja kita bebas tanpa aturan lalu lintas yang membuat kita kerap kali kesal dengan aparat negara yang selalu membuat aturan seenaknya saja.
Misalnya saja kita bebas tanpa adanya aturan jam kerja kantor yang membuat kita terbirit-birit datang tepat waktu berangkat ke kantor.
Misalnya saja istri yang bebas pergi kemana saja dan dengan siapa saja tanpa harus pamit dengan suaminya.

tapi apakah dengan kebebasan yang kita miliki kita bisa memiliki semuanya? Kesenangan tanpa adanya aturan, tanpa ada larangan, tanpa ada batasan. Semua orang bisa bebas melakukan sesuka hati mereka tanpa memikirkan bahwa kebebasan yang mereka miliki selalu di salah gunakan.

Bebas bukan berarti liar dan melupakan aturan.

Aku selalu menuntut kebebasan kepada orangtuaku yang selalu menentang bahwa aku harus pulang paling lambat jam sepuluh malam. Tapi aku selalu meyakinkan mereka, bahwa kebebasan yang mereka berikan padaku bukan berarti aku harus bertingkah liar dan seenaknya. Mereka percaya bahwa dengan kebebasan yang mereka berikan adalah untuk sesuatu yang bermanfaat.
kedua orangtuaku selalu mengingatkan bahwa kebebasan yang aku dapatkan pastilah memiliki batasan.
Apa batasannya?
Batasannnya adalah aku harus ingat orang-orang yang ada disekelilingku,
bahwa mereka punya hak untuk mendapatkan waktu untuk bersamaku walaupun aku sibuk dengan kebebasanku.
Aku bebas pergi kemana saja, aku bebas mendaki gunung mana saja, aku bebas bermain dengan siapa saja, aku bebas kerja dimana saja, aku bebas dalam mengungkapkan sesuatu kepada kedua orangtuaku,
tapi kebebasan yang aku miliki pastilah punya “pagar” agar aku selalu ingat bahwa mereka punya hak untuk waktu yang aku habiskan.
Karna aku pun tidak suka di atur-atur, aku meyakinkan orangtuaku bahwa kebebasan yang mereka berikan padaku haruslah memiliki nilai positif untuk diriku dan juga untuk orang lain. Aku bebas pergi kemana saja dan dengan siapa saja, satu yang mereka minta padaku adalah menjaga kepercayaan mereka dan membagi waktuku dan membagi waktu untuk orang-orang disekitarku. membagi waktu untuk teman-temanku bermain,
membagi waktu dengan orang yang ada disampingku,
membagi waktu untuk jiwaku
membagi waktu untuk ragaku yang seharian aku pakai untuk bekerja atau untuk bermain.
Karena orang disekitarku pun memiliki hak untuk waktu yang aku habiskan karena kebebasanku.

Bebas memang selalu identik dengan “terserah saya mau berbuat apa, pergi kemana saja dan pergi dengan siapa saja”

Tapi mereka lupa dengan hak orang-orang yang ada disekitar .

Aku setuju bebas ada batasannya.

Bebas punya batas, seperti orangtua yang memberi kebebasan dengan batasan tidak boleh bermain lebih dari jam sepuluh malam, tidak boleh berbicara kasar, tidak boleh berbuat jahat. Kalau anak-anak diberikan kebebasan bermain tanpa ada batasan, maka anak itu akan terus bermain sampai ia puas dan tidak memikirkan pendidikannya, kalau mereka dibebaskan untuk pulang kapan saja, maka kita yang dibebaskan akan pulang lebih dari jam duabelas malam bahkan kalau perlu tidak pulang, kalau mereka dibebaskan berbicara apa saja tanpa ada batasan, maka mereka akan berbicara kasar kepada siapa saja tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya.

Arti bebas menurutku adalah bebas melakukan apa saja, bertindak apa saja, pergi kemana saja tapi bebas tetap punya batasan, tetap mengikuti aturan dan menghargai orang-orang yang ada di sekitar

Rabu, 31 Agustus 2016

Wanita Penghibur




Mereka bersenang-senang diatas ranjang kemesraan
padahal yang mereka lakukan hanya demi uang,
mengangkang sampai habis birahi para laki-laki yang mencari kepuasan

Perempuan itu setengah telanjang,
demi uang mereka rela kesakitan
walau mereka bilang itu adalah surga dunia

Mereka lupa apa artinya bahagia
perempuan penghibur itu akhrinya mencari cinta
tapi ternyata cinta lebih menyakitkan dari pekerjaannya

Cinta membuat ia lupa bahwa sebenarnya cinta harus membuat bahagia
tapi pada akhirnya kembali terluka

Perempuan itu kembali lagi
kembali pada laki-laki hidung belang
yang setiap malam menindih tubuhnya hingga menjadi satu tak kelihatan

Uangnya berlimpah ruah tapi ia tak bahagia
perempuan itu sungguh malang,
meladeni setiap birahi yang sudah tidak bisa ditahan lagi


Selasa, 30 Agustus 2016

Cerita pukul tiga pagi




ini sudah pukul 03: 14 pagi

sebenarnya aku terbangun
mimpi sesuatu yang tidak mengenakan,
aku bangun ...

aku nyalakan lampu kamarku
menyalakan mp3 dan membuka laptop
aku turun ke kamar ibuku mengambil chargeran
kemudian kembali lagi ke kamar

aku melanjutkan tulisanku yang tertunda
sebaris demi sebaris
paragraf demi paragraf aku selesaikan
sampai akhirnya selesai sudah tulisanku

lagu adelaide sky masih menemaniku pagi ini
lalu aku buka buku curhatku berwarna kuning dengan pena berwarna oranye
aku tumpahkan semua yang ada dalam benakku
aku keluarkan segala uneg-unegku
tiba-tiba ada pesan dari bosku
dia bilang ini dan itu..

rasanya aku mau liburan,
seminggu setelah resign dari kantor aku mau liburan
mengistirahatkan otakku yang sudah penat karena kerjaan
kerjaan yang selalu ditagih dan harus selesai sehari
aku seperti sapi.
di peras terus susunya sampai habis
sudah habis susu sapi itu di perahnya, ia tetap memaksa untuk terus memerah susu si sapi

bosku seenaknya..
padahal karyawan cuma tiga, tapi kerjaan bertumpuk kerja rodi
digaji tak seberapa
tapi makian dan cacian selalu ia lontarkan dengan seenaknya.
sungguh enak sekali jadi bos itu

dan sekarang, meja kamarku dipenuhi dengan buku
buku dimana aku menumpahkan apa yang ada di pikiranku
saat ini aku cuma butuh liburan
aku mau refresh otak sebelum aku kembali menjadi sapi perah,

masalah cinta aku tak peduli. biarkan seperti ini sampai mati
sebab cinta tak pernah peduli padaku.
cinta terlalu lama menyakitkan, dan kini? kembali menyakitkan lagi bukan?
huufff masalahku terlalu rumit rasanya.

sudah dulu ceritanya, besok aku lanjut kalau aku mau
aku mau istirahat, sekarang sudah hampir mau subuh
setengah jam aku menulis seperti ini.
aku mau tidur sampai jam sembilan pagi. maklum si tamu sedang datang jadi aku libur sholat subuh
selamat fajr

Senin, 29 Agustus 2016

butuh piknik

saat ini yang aku butuhkan adalah ..
menghirup udara sejuk,
menikmati semilir angin yang berhembus,
menikmati dinginnya udara yang menggigilkan tubuh sampai ke pori-pori.

saat ini aku mau menyendiri..
berhenti sejenak memikirkan segala sesuatu yang membuatku tambah rumit
aku mau pergi,
pergi jauh dan jauuh..

aku mau menghilang
hilang sejenak meringankan beban pikiran
aku butuh liburan.

aku mau pergi sendiri.
tidak berdua, karna percuma saja berdua kalau ...
ah sudahlah ..

aku mau menghilang,
tidak ada wifi, tidak ada internet, tidak ada telfon, sms atau komunikasi lainnya
hanya aku sendiri, menikmati jalanan sepi ..

aku mau pergi ...

Kamis, 25 Agustus 2016

Curhat

lagi males nulis
eh bukannya males sih tapi tepatnya adalah karena kecapean kerja gak ada waktu.
pulang kerja tidur, bisa mikir aja udah syukur banget.

masih punya hutang tulisan catper Sumbing
tulisan 17 agustusan sepedahan
gak ada waktu.

pengen gitu punya waktu semingggu yang bener-bener free main-main sama nulis
pengen gitu diajak liburan kemana kek yang penting jalan.
ngilangin penat, ketawa bareng danlain-lain.
liburan tidur seharian bangun sore. ehmm
ya bangun tidur kalo sholat lanjut tidur lagi. makan tidur udah
berasa banget hidup jadi zombie yang gak punya kehidupan.

kenapa gak jalan sendiri??
ehmm bukannya gak mau. cuma lagi rawan aja jalan sendirian.
maunya diajak. kalo gak diajak yaudah dirumah aja gak keluar rumah
biarin putih jadi ratu gak keluar rumah, pas keluar rumah jadi putih bersih kayak bule.
bule? haha kagak bule kepet yag ada. atau embe di bedakin??

yaudah gitu aja sih.
lagi kurang piknik aja sebenernya

Selasa, 16 Agustus 2016

Menembus jarak Tangerang - Jakarta di Hari Kemerdekaan




Akhir-akhir ini aku lagi seneng-senengnya ngegowes, yang jelas bukan gowes becak yah hehehe tapi aku lagi suka gowes sepedah yang jaraknya lebih dari 1km. Beberapa bulan lalu Aba’membelikan aku sepeda lengkap dengan helmnya. Karena Aba’ tau setiap kali aku datang kerumah kakak ku di cianjur, aku lebih memilih untuk bersepeda keliling kota Canjur sampai berjam-jam, Berangkat sore pulang menjelang magrib. Terkadang kalau waktunya banyak, aku memilih untuk bersepeda pagi pukul 6 dan baru pulang pukul 10 pagi.

Kali ini aku berencana untuk gowes sepeda menembus Tangerang – Jakarta.
Seminggu sebelum eksekusi, aku memikirkan banyak hal dengan jarak yang akan aku tempuh nanti. Kuat kah aku dengan jarak yang cukup jauh? Terlebih kalau aku memulainya dari rumah yang berbatasan dengan Serang. Ya memang rumahku adalah ujungnya Kabupaten Tangerang. Cukup jauh bukan?

Kalau menggunakan sepeda motor dari rumahku menuju jakarta, waktu tempuhnya adalah 1,5 jam. Tapi kalau dengan gowes sepeda??? Hmmm aku pun pikir ulang untuk tenaga yang akan aku keluarkan nanti. Lelah pasti, tapi bersepeda menembus Tangerang – Jakarta jangan sampai berhenti!!

Kali ini aku di temani adik kelasku semasa kuliah dulu, Sylvi namanya. Awalnya ia sempat menanyakan kegiatan bakti sosial di 17 Agustus nanti, dan aku langsung kontek bang Angger untuk menanyakan pula acara apa yang akan di adakan untuk 17 agustus. Sebab, waktu tahun 2015 aku merayakan 17 agustus di ciherang banten tepatnya di sekolah SD Ciherang Pandeglang. Acara yang akan diadakan bang Angger untuk tahun ini sebenarnya di sekolah yang ia punya yaitu SDIT Ruhul Amin. Lalu akhirnya bang Angger dengan senang hati memberikan aku info acara yang diadakan 17 Agustus nanti. Tapi sayangnya aku tidak bisa ikut karena rencana gowesku itu.



17 Agustus 2016

Mungkin ini adalah kali pertamaku mencoba hal yang menurutku gila. Tapi kalau untuk perhitungan waktu kira-kira hampir sama dengan naik gunung. kurang lebih menghabiskan waktu selama 6 – 7 jamn untuk menembus Tangerang – Jakarta. Aku sempat berpikir kalau aku benar-benar memulai gowes sepeda dari rumahku yang jauh, maka aku akan sampai di karawaci saja. Dan akhirnya aku menebeng saja dengan aba’ yang juga akan pergi ke kantor mengikuti upacara 17 agustusan.

Pukul 05.00 pagi aku langsung bersiap-siap untuk perbekalanku nanti selama perjalanan. Helme sepeda dan berbagai cemilan aku masukkan ke dalam tas, dan aku memasukkan 2 botol air minum untuk perbekalan, serta uang untuk jaga-jaga. Lima puluh ribu aku kantongi sebagai uang saku.

Setelah bersiap-siap, aku langsung memasukkan sepedaku ke dalam mobil. aba’ sampai geleng-geleng melihatku. Mungkin kalau pamit naik gunung rasanya sudah biasa, tapi kalau gowes sepeda dari Tangerang – Jakarta?? Sampai aba’ bertanya heran “itu beneran dari karawaci ke istana? Dapet minum gak? Pulangna gimana? Bla bla bla”

Aku jawab seadanya “liat nanti, kuat gak kuat yang penting sampe istana dulu. Masalah pulang ehm paling naik losbak haha” lalu aba’ geleng-geleng kepala lagi.

Sesampainya di karawaci, aku langsung mengeluarkan sepedaku dari dalam mobil. aku menunggu sylvi yang masih bersiap-siap menuju tempat dimana aku menunggu. Semenit... limabelas menit... setengah jam ... dan akhirnya datanglah sylvi dengan sepedanya yang tampak lelah mengayuh beberapa kilo meter dari rumahnya. Tak banyak diskusi langsung saja kami memulai perjalanan.

Jarak yang ditempu untuk sampai dari karawaci terbilang jauh. Kami melewati rute tangerang kota dan mampir di wisata kuliner laksa yang lumayan enak. Kami lanjut mengayuh sepeda melewati masjid al azhom dan kembali beristirahat di pintu gerbang Daan Mogot.



Cuaca panas membuat kami setengah menyerah. Beberapa kali kami beristirahat dan mengelap keringat. Terik matahari yang menusuk kulit kami rasanya seperti di kuliti lalu dibakar. Oh inikah jakarta? Kota metropolitan yang dibanggakan orang-orang??


Setelah istirahat beberapa kali dan di beberapa lokasi, kami hampir sampai. Kami melewati harmoni dan memutar balik melewati sekretariat negara. Tampak orang-orang berjas dan berdasi, serta para ibu-ibu yang memakai kebaya dengan membawa bingkisan tampak mengernyitkan dahi karena kepanasan.

Beberapa kayuhan sepeda lagi kami sampai. Dan akhirnya sampailah kami di Monas.

Para polisi yang tampak kelelahan pun beristirahat dibawah rindangnya pohon yang menyejukkan serta para pengunjung yang ikut merayakan hari Kemerdekaan Negara Tercinta. Indonesia

Kamipun ikut merebahkan badah. Lima jam empat puluh lima menit kami mengayuh dari Tangerang ke Jakarta. Mungkin kami belumlah seberapa. Karena ada orang-orang yang rela mengayuh sepeda dari kota ke kota lain.



Kami akhirnya memilih untuk berfoto di dekat monumen nasional dan juga di latar depan pintu masuk Monas. Ada taman lampion yang disediakan untuk para pengunjung.



Sylvia Nurmalita

Dan akhirnya kami menyelesaikan misi kami untuk gowes sepeda dari Tangerang ke Jakarta tepat pada tanggal 17 Agustus 2016.

Tapi pulangnya kami hanya kuat mengayuh sepeda sampai daerah pesing jakarta barat dan meminta aba’ untuk menjemput kami heehehe...


Sederhana saja cita-citaku

hijabi beautiful.com 


Semua orang pasti memiliki impian tersendiri dalam hidup. 
terlebih lagi ketika wanita akan menjadi apa nantinya. 
Entah akan menjadi seorang wanita karir, pengusaha sukses, 
menjadi wanita yang menghabiskan uang suami atau ...
menjadi wanita yang hanya diam dirumah mengurus anak saja.

Memang banyak sekali wanita yang memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhannya 
maklum saja kebutuhan wanita itu memang sangatlah banyak. mulai dari make up wajah,
perawatan kulit, dan lain sebagainya.
terlebih bagi mereka yang mementingkan penampilan agar bisa dilihat khalayak ramai
agar mereka di puji banyak orang. maklum saja, namanya juga wanita. mereka senang sekali ketika di puji.

atau mungkin, ada sebagian mereka yang memilih bekerja untuk membantu suaminya
tidak mau menyusahkan suaminya kelak ketika berumah tangga,
kebutuhan pokok sangatlah mahal, terlebih kalau sudah di karuniai seorang anak
untuk mempercantik diri saja, rasanya rasanya harus dibagi dua oleh kebutuhan anak nanti
belum lagi popoknya, obatnya, vitaminnya, dan kebutuhan lainnya agar si anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.

sebagian temanku lebih memilih untuk menjadi wanita karir yang lebih sering di kantor daripada dirumah,
suatu hari temanku bertanya "listy kalo sudah menikah nanti mau jadi apa?"
aku bingung mau jawab apa, sebab. akupun belum memikirkan mau jadi apa aku ketika menikah nanti.
kalau aku menyibukkan diri sebagai wanita karir, aku kasihan dengan anak dan suamiku.

lalu tidak lama kemudian, temanku kembali bertanya "listy kalau kamu menikah nanti, mau kerja atau gimana?"
duh aku masih belum punya jawaban dan belum terpikir olehku. waktu itu, aku masih sibuk merencanakan "mau kemana aku setelah dari gunung ini, mau kemana aku bulan depan?" seperti itu sampai pada akhirnya aku berpikir. kalau tidak salah ketika aku datang ke kajian dan melihat para ibu yang bersemangat membantu suaminya. 

sampai pada akhirnya aku mengerti dan aku tahu jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang teman-temanku kerap kali melontarkannya. "mau jadi apa setelah menikah nanti"
aku jawab "sederhana saja, aku hanya mau menjadi seorang ibu rumah tangga yang memiliki bisnis rumahan, agar aku bisa mendidik, mengurusi dan membesarkan anakku dengan tangan dan keringat ibunya sendiri, serta aku ingin melayani suamiku dengan ikhlas, tulus dan dengan rasa cinta. sehingga mereka bahagia memiliki aku dan akupun bahagia menjadi bagian dari mereka. sebab, aku pun tidak sudi anakku di besarka selain dari tangan ibunya sendiri, dan aku tidak rela suamiku makan dari masakan orang lain :")

entah kapan waktunya akan tiba, tapi saat ini aku sedang mempersiapkan diri
sebagai seorang ibu yang hebat, dan istri yang menjadi idaman seorang suamiku kelak.

saat ini yang aku lakukan adalah, membahagiakan kedua orangtuaku, 
saat ini ku besarkan baktiku pada orangtuaku, sebelum aku berbakti pada suami kelak :")

sederhana saja cita-citaku.  











 

Senin, 15 Agustus 2016

Aku Cemburu tau gak sih???

Jadi ceritanya lagiasik-asik curhat yaah sama kamu itu
trus tiba-tiba kamu bilang rambut kamu di kepang kayak orang-orang negro
eh aku mikir dong, kamu di kepangnya sama siapa?
kalo sama temen kamu yg cowok gak mungkin kan.
wah pikiran aku udah macem-macem aja deh,

ngapain itu wanita berani-berani pegang rambut kamu orang?
gak boleh gak boleh
cuma aku aja yang nguyeng-nguyeng rambut kamu.

ish kamu gak tau aku cemburu?
dasar laki-laki gak peka

aku udah alihin pembicaraan mau tidur
eh kamu malah ngelanjutin ngomong,
aku apa adaya??
yaudah gitu aja.

aku cemburu tau gak sih??

Jumat, 12 Agustus 2016

Keluarga kecil yang di takdirkan Tuhan







Baru jalan 3 bulan aku kerja di kantor ini,
rasanya sudah seperti keluarga yang entah menurutku ini adalah takdir Tuhan yang mempertemukan kami semua.



Awal aku masuk kantor ini pun memang tampak aneh dan merasa tidak bisa menyatu dengan orang-orang seperti mereka. Mereka semua cuek dan seperti tidak mau berkenalan denganku yang juga aneh. Apakah karena umur mereka tidak beda jauh denganku. Mungkin saja.

Orang yang pertama kali aku lihat adalah Allan. Perawakannya yang kurus dengan rambutnya yang gimbal, pendiam dan terlihat menyeramkan. Tapi ternyata dugaanku salah. Hari pertama aku masuk kerja, aku dibelikan sarapan nasi kuning.

Orang kedua yang aku lihat adalah Bonbon. Wajah khas papuanya membuat aku seperti melihat kakak laki-lakiku. Dan memang aku sangat senang ketika melihat orang Papua. Terlebih lagi ketika aku melihat Martin yang ternyata adalah adik kakak dengan Bonbon.

Kalian mau tahu? Ternyata Allan, Bonbon dan Martin adalah Papua bersaudara. Walaupun style pakaian mereka adalah R N B yang lagunya kayak gitu deh kebanyakan ngerepp hahaha...
dan yang lebih terharu ketika salah satu dari mereka memintaku untuk diajarkan mengaji. Hwaa bahagianya.

Orang selanjutnya yang aku lihat adalah Kevien. Sangat pendiam, irit kalau bicara dan galak huahaha. Sampai-sampai aku mau minta tolongpun nanti-nanti.

Setelah itu Ryan, orang yang menegur aku ketika sarapan pagi. Perawakannya tinggi besar, anak emo dengan rambut polem dan jaket ala-ala anak kekinian gitu deh. Pokoknya anak bandung punya lah hahaha.

Ya pokoknya mereka adalah satu kesatuan sekumpulan manusia yang membuatku nyaman bekerja disini. Selain itu menurutku juga Ryan, Allan dan Kevien adalah design grafis yang seperti bahan makanan. Kalau salah satu dari mereka hilang, maka komposisi makanan tersebut akan hambar rasanya. Bahkan tidak enak lagi untuk dimakan. Bukan hanya di makan, untuk dijualpun aku rasa tidak ada yang tidak mau untuk membelinya.

---

Kesedihanku berawal ketika aku mengetahui kalau Bonbon harus resign dari kantor,
entah kenapa alasannya ia keluar dari kantor ini, padahal menurutku Bonbon adalah sosok orang yang tegas, bisa membimbing yang lainnya ketika kita semua gak ada yang akur, Bonbon adalah sosok yang memiliki wibawa sekaligus adalah seorang leader menurutku. Ah bonbon kenapa resign sih??? Sumpah aku kaget ketika tahu kalau bonbon resign :”(
“bon kan gue baru masuk, kok elu malah resign sih bon?” kataku ketika bonbon bersiap-siap mengemas barang-barangnya di meja kerja dengan wajah yang murung.

Aku disini seperti memiliki keluarga baru, keluarga kecil yang tiada hari ada ribut-ribut kecil walaupun mereka hanya bercanda. Berisik yang diselingi tawa yang membuncah. Pusing memang, tapi ya inilah mereka .

Dan hari ini, Jumat terakhir Martin bekerja disini.

Aku sudah menebak gelagatnya dari seminggu sebelum ia memutuskan untuk resign dari kantor.
Martin yang tiada hari selalu bertengkar denganku dalam masalah perlengkapan. Entah itu gunting, kertas, kaos, kamera atau apapun. Tapi disisi lain Martin adalah rekan kerjaku yang sangat rendah hati dan tidak sombong, sumpah ini serius.
disisi lain, Martin juga sebagai gitaris kami ketika kami penat bekerja. Ya sebagai hiburan kami kalau di kantor. Hfff

Hari ini Martin terakhir kerja..

Kantor jadi sepi. Gak ada lawan buat berantem lagi, gak ada temen buat foto lagi..

Eh temen-temen kenapa sih pada keluar??? Hfff sedihh

Hari ini kita ketemu yah aduh sedih sediiihh :”(


Kamis, 11 Agustus 2016

Wisata Banten Lama

kenapa sampe nyasar-nyasar ke banten lama??
jauh bangeeettt!!!..

iya jadi ceritanya gini, hari sabtu aku udah siap-siap mau ikut test dari kemensos yang di selenggarakan di Institut Agama Islam,
pamit dan izin dengan aba' dan mama sudah, main-main sama keponakan sudah. akhirnya dengan kata "Bismillah" aku berangkat menuju IAIN di Serang dengan bermodalkan aplikasi petunjuk jalan dari ponselku.
aku pikir, kalau menuju serang itu ya tidak begitu lama dan macet seperti dari Tangerang ke Jakarta.
sampai akhirnya, aku nyasar karena mengikuti aplikasi petunjuk jalan. di sepanjang jalan yang aku lalui hanya ada sawah dan jalan lurus yang entah dimana ujung jalan itu.
karena aku sudah putus asa karena tidak bisa mengikuti test dari kemesos akhirnya aku menghubungi Karin, adik kelasku yang rumahnya di serang.
langsung saja aku minta untuk ketemuan di Alun-alun kota Serang, sekalian aku mau tahu bagaimana suasananya.

sebelumnya sih memang aku pernah ke serang tapi waktu aku kecil dan belum pernah mampir ke alun-alun serang.
pagi itu, sekitar jam 8.30 wib, akhirnya sampailah aku di alun-alun kota serang.
sesampainya disana, aku langsung memesan satu porsi lontong dengan tahu semacam taoge goreng dengan bumbu tauconya. harga yang aku keluarkan untuk satu porsi lontong tahu tersebut hanya Rp.10.000
karena kata si bapak penjual lontong itu, takut di usir oleh satpol PP akhirnya aku kembali ke parkiran dan ternyata Karin sudah sampai untuk menjemputku.
tak pakai lama, akhirnya kami langsung bergegas menuju rumah Karin yang tidak jauh 15menit dari alun-alun.

sesampainya di rumah Karin, aku langsung beristirahat sebentar untuk mengurangi rasa lelahku setelah 2,5 jam tersesat di desa dengan jalan tak berujungnya itu.

istirahat sudah 30 menit. awalnya kami berniat untuk pergi ke pulau burung tapi kayaknya nanti aja deh. persiapan untuk melanglang buana kali ini tidak maksimal. alhasil jalan-jalan dadakan deh.

Awalnya aku bingung mau kemana, sampai akhirnya aku meminjam ponsel Karin untuk melihat tempat wisata di daerah serang. ternyata memang banyak tempat wisata di daerah serang selain pantai anyer. ada pupau burung, pulau lima, rumah hutan dekat rumah Karin, pantai lontar, pulau tunda dan wisata banten lama.
Aku dan Karin akhirnya memilih wisata Banten lama.
sebenarnya aku sudah pernah ke Banten lama bersama aba' waktu aku masih kecil, kurang lebih ketika aku masih kelas 4 SD menggunakan kereta. wisata banten lama adalah tempat ziarah dan juga ada beberapa benteng peninggalan belanda zaman dulu.

setelah bersiap-siap berbenah diri, Aku dan Karin langsung berangkat dengan sepeda motor.
jalan dari rumah Karin menuju kawasan wisata Banten lama kurang lebih setengah jam, tapi karena ada perbaikan jalan kami sampai di banten lama pukul 11.30 wib.

---



Selasa, 09 Agustus 2016

Terlalu Sibuk







Karena terlalu sibuk bekerja,
aku sampai lupa bagaimana rasanya tertawa

Karena terlalu sibuk bekerja,
aku sampai lupa kalau di sekelilingku banyak yang memperhatikanku

Karena terlalu sibuk bekerja,
aku lupa kalau membaca buku itu asyik

Karena terlalu sibuk bekerja,
aku sampai lupa kalau dulu hiburanku adalah menulis

Aku lupa bagaimana ternyata bersujud mengadu pada Rabbku membuat hatiku tenang saat ini
aku merasa kalau hidupku hanya untuk bekerja,
ternyata bekerja itu hanya untuk hidup dan mengisi waktu luang

Ibuku bilang, kalau kesibukanmu bisa ibu beli,
maka, akan ibu beli dengan keringat ibu sendiri
agar kamu ingat kalau ada orang-orang yang masih harus kamu perhatikan selain pekerjaanmu.
nak, bekerja itu bukan untuk uang, maka bekerlah dengan hati yang ikhlas.
uangmu tidak akan cukup untuk membeli waktu dengan orang-orang tersayang yang berada di sekelilingmu. Bekerjalah sesuai dengan porsi waktu.

Senin, 01 Agustus 2016

Aku mau ini lekas berlalu

Rasanya aku mau lekas-lekas berganti sore, malam, hari, minggu, bulan dan tahun
Agar semua cita dan doaku terlaksana.
Sehingga aku lupa bagaimana rasanya menunggu

2 august 2016
Listy

Sabtu, 23 Juli 2016

Surat Cinta



Ini baru pertama kalinya aku membuat Surat cinta.

Sejak dulu, sejak lama sekali aku mau membuat surat cinta kepada yang pernah singgah di relung hati, tapi entah kenapa tidak pernah sampai dan tidak pernah aku selesaikan.

Jadi ini surat cinta untuk kamu. Sebentar yah, aku mau sedikit terharu dulu..

Ini untuk kamu, akhirnya aku bisa menuliskan surat cinta hingga selesia ...

Aku bahagia, Tuhan mempertemukan aku dengan kamu, dan aku berdoa selalu, semoga kita nanti di persatukan.
aku bahagia, kamu adalah seorang pendengar yang baik, walaupun terkadang kamu bosan mendengarkan keluhan ku setiap aku pulang kerja,
aku bahagia, kamu mau berbagi tawa denganku
aku bahagia, kamu mau berbagi waktu denganku walaupun aku tahu, kamu sedang asyik dengan teman-temanmu
aku bahagia, walaupun waktu yang kamu berikan tidaklah banyak tapi aku bahagia.

Aku memanfaatkan waktu denganmu, walaupun itu hanyalah beberapa menit saja. Aku bersyukur. Bersyukur sekali
kamu mengerti aku, akupun begitu.

Aku pernah beberapa kali menuntutmu sesuatu tapi yasudahlah, itu hanya masa lalu dan biarkan Tuhan yang mengaturnya bagaimana.

Saat ini aku mau bilang padamu. Aku mau mencintaimu. Bukan untuk saat ini saja, aku mau mencintaimu hari ini, besok, lusa dan nanti.
aku mau mencintaimu dengan sederhana. Sederhana saja. Sebab, dengan sederhana aku bisa merindu dan menikmati setiap detik waktu yang diberikan.
mencintaimu dengan sederhana itu rasanya sangat istimewa menurutku.
dan saat ini kau harus tahu, aku bahagia. Bahagia sekali
walaupun tidak semewah orang lain yang sedang di rundung asmara. Entah mengapa.
kadang aku terharu, kenapa aku sampai begitu bahagianya.

Entah bagaimana kamu, mencintaiku atau tidak. Bahagia atau tidak denganku
itu urusanmu saja. Tapi aku berdoa, semoga besok, lusa dan nanti kamu pun merasakan hal yang sama denganku.

Kalau kau selalu dengar lagu yang sering aku nyanyikan, itu semata-mata untuk kamu
aku harus berterima kasih kepada ibumu, yang telah melahirkan anak laki-laki yang menurutku keren hehe.. ya itu saja surat cintaku.

Jangan pernah bosan, agar kita selalu bersama dan bisa membangun masa depan.

Aku mau, tua dan muda bersamamu...


:"")




Minggu, 17 Juli 2016

Perempuan Pengejar Mimpi

photo by : pinterest




Setiap pagi, ia bangun pagi

Setiap pukul empat ia terbangun dari lelapnya tidur

Kemudian ia bangun karena terkejut dengan suara jam wekker yang ia stelnya

Lalu ia merapikan kamar tidur lalu mandi

Empat puluh lima menit ia merapikan diri, kemudian berangkat pergi

Dengan sepeda motor, melaju kencang. Kecepatan delapan puluh kilometer perjam

Riuh suara klakson ia tahan sampai kupingnya pengang

Kemeja rapihnya sudah tampak kumal, wanginya sudah bercampur asap kendaraan

Sesampainya di kantor, langsung ia menyeduh kopi

Agar pikiran tenang katanya

Tak lama kemudian, langsung ia menghadap ke layar monitor berjam-jam

Bosnya datang, ia langsung sibuk tak karuan

Berjam-jam ia bekerja tak pernah henti, tubuh gempalnya mulai seperti robot

Tidak ada istirahat, kini ia harus kerja rodi

Pulang kerja jam tujuhmalam

Sesampainya dirumah ia mandi dan berbaring di kasur yang menurutnya empuk

Padahal, hanya sehelai kain seprei yang ia lapisi agar tampak tebal

Ia tertidur, menatap atap

Demi sebuah harapan dan impian, dirinya rela menjadi kuli

Hanya Tuhan yang bisa mendengar keluh kesahnya setiap ia berdoa

Mengharap impian dapat di RidhoiNya

Terkadang ia membayangkan ada pangeran yang datang untuk meminangnya

Semua harap dan impian, hanya ia ucapakan dan utarakan dalam Doa

Semoga Tuhan selalu mendengar dan mengabulkan.



-Perempuan Pengejar Mimpi-

Kamis, 07 Juli 2016

Pendakian pertama, Gunung Pulosari Pandeglang





Waktu itu, liburan sekolah semester dua setelah aku berulang tahun, tahun 2010 tepatnya. Tanggal 20 desember kami (Pras, Ade, Novan dan aku) berencana pergi mendaki ke gunung Pulosari di kampung halaman Ade. Aku yang masih belum tahu tentang dunia pendakian pun hanya ikut saja apa kata mereka. Yang lebih paham masalah ini adalah Pras. Karena ia pernah mengikuti kegiatan Pramuka secara rutin, dan kami pikir memang ialah yang mengerti masalah ini.

Waktu itu aku belum memiliki perlengkapan sama sekali, aku pikir hanya bermodal nekat, waktu itu pula aku hanya memiliki sendal gunung hasil tabunganku yang aku kumpulkan di Pras. Bermodalkan ransel seadanya akupun langsung izin dengan ibuku kalau aku mau mendaki gunung di pandeglang.

Setelah pamit izin, aku langsung ketemuan dengan Ade, Pras dan Novan di balaraja. iya kami berangkat menggunakan motor ke pandeglang. Cuaca pada saat itu sangat mendukung kami untuk berangkat. Cerah sekali dan tidak ada tanda-tanda mau hujan.

Perjalanan dari Balaraja – Pandeglang kurang lebih menghabiskan waktu 2 – 3 jam. Dan kami langsung menuju rumah uwa’nya Ade yang berdekatan dengan gunung pulosari. Kami bermalam satu hari disana, menikmati indahnya pemandangan di halaman belakang rumah uwa’nya Ade dan berkeliling melihat-lihat desa. 



Malam hari sebelum kami berangkat. Pras, Ade dan Novan mengemas ulang perlengkapan dan juga persiapan yang harus kami bawa nanti. Waktu itu perlengkapan yang kami bawa juga bukan milik kami, melainkan hasil pinjaman dari sekolahnya Pras, Ade dan Novan dan beberapa alat hasil pinjaman kakak sepupunya Novan.  Semua barang sudah di packing dengan rapih, hanya saja ada beberapa perlengkapan yang harus kami tenteng seperti kompor portable dan  tenda.

Ke esokan harinya, setelah sholat Dzuhur kami langsung berangkat. Untuk menuju camp Pulosari membutuhkan waktu 15menit dari rumah uwa’nya Ade. Waktu itu kami diantar menggunakan motor dengan saudaranya Ade’ jadi menghemat waktu dan juga tenaga kami hehehe. Uwa’nya Ade juga bilang “nanti ikutin aja jalannya, hati-hati ya disana banyak pacet” katanya begitu. Kami hanya mengiyakan apa saja nasehat uwa’nya Ade waktu itu. kami juga tidak berani macam-macam karena ini adalah perjalanan pertama kami. Mungkin Pras sudah pernah waktu Pramuka dulu.

“genk, ini kita gak kemaleman nanti sampe atas?” tanyaku kepada Pras
“enggak, palingan juga dua jaman kita sampe. Tenang aja” katanya santai

Lalu Ade langsung membayar tiket masuk seharga Rp.20.000 untuk empat orang. Setelah membayar tiket akhirnya kami langsung membentuk lingkaran secara merapat dan berdoa, agar cuaca cerah dan bisa kembali dengan selamat sampai rumah. 
 
Jalur di Pulosari memang mulus jalannya, bahkan sudah di semen seperti jalan raya, tapi untuk trekkingnya? Jangan tanya deh, kaki ku sampai gemetar dibuatnya. Entah mungkin karena aku yang baru pertama kali berjalan jauh atau mungkin aku yang kurang olahraga. Sebab, aku melihat Pras, Ade dan juga Novan, asik saja jalan santai tanpa terlihat lelah sedikitpun. Walaupun aku tidak membawa ransel seperti Ade dan Novan, tetap saja aku merasa pegal dan mau turun saja rasanya. Tapi aku pikir lagi. Masa aku menyerah belum setengah jalan?

Pras yang membawa carrier berukuran kurang lebih 45liter itu asyik berjalan di depan kami. Sedangkan aku, Ade dan Novan masih tertinggal di belakang.

Sesampainya di Pos 1, kami istirahat sebentar. Berfoto-foto dan juga mengeluarkan isi cemilan yang kami bawa. “yaudah jalan duluan, nanti nyusul sebentar lagi” kata Pras kalem. Ade yang menarik napas langsung melanjutkan perjalanan bersama aku di depan. Novan dan Pras berjalan dibelakang.



“eh istirahat dulu kek sebentar” kataku yang sudah enggan untuk berjalan
“tanggung crut, bentar lagi ada pos air terjun” kata Ade cuek

Lalu aku kembali melanjutkan perjalanku yang tampak gontai dan selalu membungkkukkan badanku ketika aku lelah. Walaupun aku hanya membawa tenda,tapi tetap saja aku seperti di mos lagi dengan kakak kelas di seolah.

Cuaca mulai mendung dan gerimis kecil turun, tapi kami masih dijalur yang tidak ada habisnya menanjak.  Aku yang merasa kaget dengan treknya seketika bahagia melihat pos 1 dengan pemandangan air terjun. Ade dan Pras langsung mencari posisi dan mengeluarkan roti bersama dengan susu kental manis. Novan yang tampak lelah hanya mengernyitkan dahi dan menenggak air yang baru diambil dari air terjun. Rasanya memang segar sekali. Aku juga kaget pertama kali Novan meminum langsung air mentah hasil air terjun tapi lama kelaman aku terbiasa. Ade juga bilang kalau di gunung jangan takut geli, kalo takut geli yang ada gak makan trus kelaperan, Pras hanya tersenyum karena melihatku heran. Novan yang kelelahan memejamkan mata sebentar lalu setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan.





Jalur selanjutnya yang kami lewati pada saat itu adalah tebing atau semacam batu yang licin, aku agak kebingungan karena aku hanya menggunakan sendal seadanya. Tidak ada tali atau semacam pegangan lainnya. Novan yang lebih dulu naik membantu aku dengan menarik tanganku. Harus berhati-hati. Sebab kalau tidak, kami akan tergelincir dan jatuh ke bawah. Mungkin tebing di pulosari lebih ekstrim daripada tanjakan setan di gunung gede. Kalau di gunung gede ada pegangannya, kalau di pulosari sama sekali tidak ada. Dengan perlahan kami naik dan akhirnya kami bisa melewati masa sulit itu. ketakutan kami belum berakhir. Kami di hadapkan dengan adanya pertigaan jalur.Ade mencoba untuk melihat jalur ke arah kanan tapi disana ia tidak menemukan adanya jejak-jejak kaki manusia atau jejak kaki yang biasa di lewati, sampai akhirnya kami memilih jalur sebelah kiri atas instruksi Pras. 

Setelah beberapa meter kami melewati jalur sebelah kiri tadi, ternyata ada pohon tumbang yang seakan menghalangi jalan kami untuk terus naik ke atas. Dengan wajah yang bertanya-tanya, seakan Ade memberikan isyarat  apakah kami melanjutkan perjalanan atau tidak. Pras bilang “harusnya ini jalan yang kita lewatin, soalnya ada lumut tapi kenapa pohonnnya tumbang?” katanya begitu. Aku semakin takut dan rasanya mau pulang turun ke bawah saja. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00, sungguh itu adalah pertama kali rasa takutku yang memuncak. Wajah kami semua tampak lelah dan baju sudah basah karena percikan hujan. Sampai akhirnya kami kembali turun ke bawah, tapi raut wajah Pras dan Ade masih yakin, kalau jalur itu adalah jalur yang sebenarnya. Kami berhenti sejenak untuk melepas lelah, kami berdoa barang kali ada orang yang juga mau naik ke atas. Dan ternyata benar saja..

Tiga orang pendaki berasal dari cilegon dengan peralatan yang safety dan tampak profesional, pokoknya mereka itu terlihat sudah lebih berpengalaman dari kita-kita yang perlengkapannya masih ada yang di tenteng. “mau kemana a?” tanya salah satu dari mereka, “mau naik ke atas tapi kita ragu mau naikknya” kata Pras, “oh yaudah bareng aja kalo gitu sama kita, kita juga mau naik ke atas kok. Ini bener jalannya. Lewat pohon tumbang” katanya lagi. “masih lama gak ya?” tanyaku. “enggak kok setengah jam sampe sejam lagi teh”. Kata mereka lagi. Jelas saja mereka hapal jalur ini, ternyata mereka sudah dua kali datang kesini, kami tidak banyak mengobrol dengan mereka, sebab langkah kaki mereka begitu cepat, sedangkan kami anak baru mendaki, seperti keong yang tengah tergopoh-gopoh.

Aroma-aroma belerang sudah tercium dari radius 10meter, kami memasuki kawasan kawah pulosari. Karena cuaca sudah tidak mendukung dan kondisi kami sudah mulai kelelahan akhirnya kami langsung mendirikan tenda dan membuka alat masak. Dan akupun langsung mengeluarkan kamera, rasanya bahagia, ketika aku pikir ini adalah puncak dari gunung pulosari, ya aku kegirangan dan langsung mengabadikan teman-temanku yang tengah sibuk mendirikan tenda dan juga memasak. Tiga pendaki yang menunjukan kami jalan, memilih untuk mendirikan tenda di atas kawah. Huah aku sudah tidak sanggup kalau harus naik lagi ke atas. Itu saja rasanya aku sudah mau pulang.

Mie rebus setengah matang pertama kali yang aku makan, atau mie yang dipaksa matang karena perut kami yang sudah lapar?? Haha itu rasanya memang aneh,  benar-benar aneh. Tenda sudah berdiri, kami tinggal beristirahat tidur di dalam, tapi tiba-tiba hujan mulai turun dan angin semakin kencang. Kami semua yang masih diluar seketika merapikan barang dan langsung masuk ke dalam.

Jaketku pun basah. jaket seharga seratus ribu yang aku beli dari temanku dengan ukuran yang melebihi badanku aku pakai saja dalam keadaan basah. ehm sebenanya itu bukan jaket tapi sweater yang kalau kena air langsung kuyup haahahaha. Waktu itu kami masih egois, gak ada yang minjemin jaket sama sekali, semuanya pakai sweater dan celana pendek hahaha.terlebih Ade yang tidur mengenakan sleepingbag tidak mau berbagi dengan kami. Dalam keadaan dingin kami tidur, aku menggigil. Untung saja sweaterku besar sekali sampai kakiku aku lekukkan dan bisa masuk kedalamnya hahaha. 

ade dan novan

Angin semakin menjadi kencangnya, tenda mulai ambruk, seisi tenda mulai kebocoran dan basah, ah kami ingat apa jangan-jangan alam mengamuk gara-gara Ade buang air sembarangan tanpa permisi? Tapi bukankah seharusnya permisi itu kepada yang benar-benar memiliki seisi bumi ini? tak tahulah . tapi yang jelas, setelah Ade buang air kecil waktu itu, angin langsung saja tiba-tiba datang.  Perut kami mulai lapar, air sudah mulai habis. Tidak mungkin pula kami meminum air yang bercampur dengan belerang, rasanya saja pahit dan katanya tidak bagus untuk dikonsumsi.  Dan akhirnya, karena darurat, kami memasak mie instan dengan air hujan yang ditadangi di depan tenda. Saat itu aku hanya terheran-heran melihat Ade, Pras dan Novan dengan lahap memakan mie rebus air hujan dan bekas masakan mie instan semalam. Karena lapar akhirnya aku ikutan makan. Memang udaranya memancing perut kami untuk terus-terusan makan. 



Hujan itu terjadi sampai pagi, bahkan sampai kami pulang. Ke esokan harinya kami berfoto di kawah sebentar, menghangatkan badan dan bermain-main dengan asap kawah pulosari. Kami tidak melanjutkan perjalanan sampai puncak, sebab aku sudah tidak kuat dengan trek yang dilewati, aku merasa kaget dengan jalurnya hahaha iya aku memang lemah, padahal nanjak Cuma bawa tenda digemblok dan gak bawa apa-apa. Ya maklum saja lah ya, kan aku anak kecil anak ingusan yang baru banget nanjak. Kami sudah bersiap-siap untuk pulang, tapi tiba-tiba perut Novan berkontraksi menahan mulas, dengan wajah yang pucat menahan mulas dan dingin akhirnya kami tunggu ia membuang air hahaha .



Dengan udara yang lembab, kami pulang. Rasanya aku bahagia bisa kembali kerumah. Baju kami mulai basah, bibir kami bergemelutuk menahan dingin, terlebih Novan yang urat-urat tangannya mulai mengeluarkan urat-urat karena menahan beban.

Kami pulang, di iringi dengan rintikan hujan, dan pengalama inilah yang menjadikan kami pelajaran bahwa mendaki itu tidak sembarangan. Kekurangan apapun dalam pendakian kami, kami jadikann evaluasi diri agar tidak terulang kembali.



Dan alam mengajarkan kami untuk menjadi mandiri, alam yang mengajarkan kami untuk saling berbagi, alam pula yang mengajarkan kami untuk selalu mengingat Sang Pencipta.