Jumat, 12 Agustus 2016

Keluarga kecil yang di takdirkan Tuhan







Baru jalan 3 bulan aku kerja di kantor ini,
rasanya sudah seperti keluarga yang entah menurutku ini adalah takdir Tuhan yang mempertemukan kami semua.



Awal aku masuk kantor ini pun memang tampak aneh dan merasa tidak bisa menyatu dengan orang-orang seperti mereka. Mereka semua cuek dan seperti tidak mau berkenalan denganku yang juga aneh. Apakah karena umur mereka tidak beda jauh denganku. Mungkin saja.

Orang yang pertama kali aku lihat adalah Allan. Perawakannya yang kurus dengan rambutnya yang gimbal, pendiam dan terlihat menyeramkan. Tapi ternyata dugaanku salah. Hari pertama aku masuk kerja, aku dibelikan sarapan nasi kuning.

Orang kedua yang aku lihat adalah Bonbon. Wajah khas papuanya membuat aku seperti melihat kakak laki-lakiku. Dan memang aku sangat senang ketika melihat orang Papua. Terlebih lagi ketika aku melihat Martin yang ternyata adalah adik kakak dengan Bonbon.

Kalian mau tahu? Ternyata Allan, Bonbon dan Martin adalah Papua bersaudara. Walaupun style pakaian mereka adalah R N B yang lagunya kayak gitu deh kebanyakan ngerepp hahaha...
dan yang lebih terharu ketika salah satu dari mereka memintaku untuk diajarkan mengaji. Hwaa bahagianya.

Orang selanjutnya yang aku lihat adalah Kevien. Sangat pendiam, irit kalau bicara dan galak huahaha. Sampai-sampai aku mau minta tolongpun nanti-nanti.

Setelah itu Ryan, orang yang menegur aku ketika sarapan pagi. Perawakannya tinggi besar, anak emo dengan rambut polem dan jaket ala-ala anak kekinian gitu deh. Pokoknya anak bandung punya lah hahaha.

Ya pokoknya mereka adalah satu kesatuan sekumpulan manusia yang membuatku nyaman bekerja disini. Selain itu menurutku juga Ryan, Allan dan Kevien adalah design grafis yang seperti bahan makanan. Kalau salah satu dari mereka hilang, maka komposisi makanan tersebut akan hambar rasanya. Bahkan tidak enak lagi untuk dimakan. Bukan hanya di makan, untuk dijualpun aku rasa tidak ada yang tidak mau untuk membelinya.

---

Kesedihanku berawal ketika aku mengetahui kalau Bonbon harus resign dari kantor,
entah kenapa alasannya ia keluar dari kantor ini, padahal menurutku Bonbon adalah sosok orang yang tegas, bisa membimbing yang lainnya ketika kita semua gak ada yang akur, Bonbon adalah sosok yang memiliki wibawa sekaligus adalah seorang leader menurutku. Ah bonbon kenapa resign sih??? Sumpah aku kaget ketika tahu kalau bonbon resign :”(
“bon kan gue baru masuk, kok elu malah resign sih bon?” kataku ketika bonbon bersiap-siap mengemas barang-barangnya di meja kerja dengan wajah yang murung.

Aku disini seperti memiliki keluarga baru, keluarga kecil yang tiada hari ada ribut-ribut kecil walaupun mereka hanya bercanda. Berisik yang diselingi tawa yang membuncah. Pusing memang, tapi ya inilah mereka .

Dan hari ini, Jumat terakhir Martin bekerja disini.

Aku sudah menebak gelagatnya dari seminggu sebelum ia memutuskan untuk resign dari kantor.
Martin yang tiada hari selalu bertengkar denganku dalam masalah perlengkapan. Entah itu gunting, kertas, kaos, kamera atau apapun. Tapi disisi lain Martin adalah rekan kerjaku yang sangat rendah hati dan tidak sombong, sumpah ini serius.
disisi lain, Martin juga sebagai gitaris kami ketika kami penat bekerja. Ya sebagai hiburan kami kalau di kantor. Hfff

Hari ini Martin terakhir kerja..

Kantor jadi sepi. Gak ada lawan buat berantem lagi, gak ada temen buat foto lagi..

Eh temen-temen kenapa sih pada keluar??? Hfff sedihh

Hari ini kita ketemu yah aduh sedih sediiihh :”(


Tidak ada komentar:

Posting Komentar