Selasa, 16 Agustus 2016

Menembus jarak Tangerang - Jakarta di Hari Kemerdekaan




Akhir-akhir ini aku lagi seneng-senengnya ngegowes, yang jelas bukan gowes becak yah hehehe tapi aku lagi suka gowes sepedah yang jaraknya lebih dari 1km. Beberapa bulan lalu Aba’membelikan aku sepeda lengkap dengan helmnya. Karena Aba’ tau setiap kali aku datang kerumah kakak ku di cianjur, aku lebih memilih untuk bersepeda keliling kota Canjur sampai berjam-jam, Berangkat sore pulang menjelang magrib. Terkadang kalau waktunya banyak, aku memilih untuk bersepeda pagi pukul 6 dan baru pulang pukul 10 pagi.

Kali ini aku berencana untuk gowes sepeda menembus Tangerang – Jakarta.
Seminggu sebelum eksekusi, aku memikirkan banyak hal dengan jarak yang akan aku tempuh nanti. Kuat kah aku dengan jarak yang cukup jauh? Terlebih kalau aku memulainya dari rumah yang berbatasan dengan Serang. Ya memang rumahku adalah ujungnya Kabupaten Tangerang. Cukup jauh bukan?

Kalau menggunakan sepeda motor dari rumahku menuju jakarta, waktu tempuhnya adalah 1,5 jam. Tapi kalau dengan gowes sepeda??? Hmmm aku pun pikir ulang untuk tenaga yang akan aku keluarkan nanti. Lelah pasti, tapi bersepeda menembus Tangerang – Jakarta jangan sampai berhenti!!

Kali ini aku di temani adik kelasku semasa kuliah dulu, Sylvi namanya. Awalnya ia sempat menanyakan kegiatan bakti sosial di 17 Agustus nanti, dan aku langsung kontek bang Angger untuk menanyakan pula acara apa yang akan di adakan untuk 17 agustus. Sebab, waktu tahun 2015 aku merayakan 17 agustus di ciherang banten tepatnya di sekolah SD Ciherang Pandeglang. Acara yang akan diadakan bang Angger untuk tahun ini sebenarnya di sekolah yang ia punya yaitu SDIT Ruhul Amin. Lalu akhirnya bang Angger dengan senang hati memberikan aku info acara yang diadakan 17 Agustus nanti. Tapi sayangnya aku tidak bisa ikut karena rencana gowesku itu.



17 Agustus 2016

Mungkin ini adalah kali pertamaku mencoba hal yang menurutku gila. Tapi kalau untuk perhitungan waktu kira-kira hampir sama dengan naik gunung. kurang lebih menghabiskan waktu selama 6 – 7 jamn untuk menembus Tangerang – Jakarta. Aku sempat berpikir kalau aku benar-benar memulai gowes sepeda dari rumahku yang jauh, maka aku akan sampai di karawaci saja. Dan akhirnya aku menebeng saja dengan aba’ yang juga akan pergi ke kantor mengikuti upacara 17 agustusan.

Pukul 05.00 pagi aku langsung bersiap-siap untuk perbekalanku nanti selama perjalanan. Helme sepeda dan berbagai cemilan aku masukkan ke dalam tas, dan aku memasukkan 2 botol air minum untuk perbekalan, serta uang untuk jaga-jaga. Lima puluh ribu aku kantongi sebagai uang saku.

Setelah bersiap-siap, aku langsung memasukkan sepedaku ke dalam mobil. aba’ sampai geleng-geleng melihatku. Mungkin kalau pamit naik gunung rasanya sudah biasa, tapi kalau gowes sepeda dari Tangerang – Jakarta?? Sampai aba’ bertanya heran “itu beneran dari karawaci ke istana? Dapet minum gak? Pulangna gimana? Bla bla bla”

Aku jawab seadanya “liat nanti, kuat gak kuat yang penting sampe istana dulu. Masalah pulang ehm paling naik losbak haha” lalu aba’ geleng-geleng kepala lagi.

Sesampainya di karawaci, aku langsung mengeluarkan sepedaku dari dalam mobil. aku menunggu sylvi yang masih bersiap-siap menuju tempat dimana aku menunggu. Semenit... limabelas menit... setengah jam ... dan akhirnya datanglah sylvi dengan sepedanya yang tampak lelah mengayuh beberapa kilo meter dari rumahnya. Tak banyak diskusi langsung saja kami memulai perjalanan.

Jarak yang ditempu untuk sampai dari karawaci terbilang jauh. Kami melewati rute tangerang kota dan mampir di wisata kuliner laksa yang lumayan enak. Kami lanjut mengayuh sepeda melewati masjid al azhom dan kembali beristirahat di pintu gerbang Daan Mogot.



Cuaca panas membuat kami setengah menyerah. Beberapa kali kami beristirahat dan mengelap keringat. Terik matahari yang menusuk kulit kami rasanya seperti di kuliti lalu dibakar. Oh inikah jakarta? Kota metropolitan yang dibanggakan orang-orang??


Setelah istirahat beberapa kali dan di beberapa lokasi, kami hampir sampai. Kami melewati harmoni dan memutar balik melewati sekretariat negara. Tampak orang-orang berjas dan berdasi, serta para ibu-ibu yang memakai kebaya dengan membawa bingkisan tampak mengernyitkan dahi karena kepanasan.

Beberapa kayuhan sepeda lagi kami sampai. Dan akhirnya sampailah kami di Monas.

Para polisi yang tampak kelelahan pun beristirahat dibawah rindangnya pohon yang menyejukkan serta para pengunjung yang ikut merayakan hari Kemerdekaan Negara Tercinta. Indonesia

Kamipun ikut merebahkan badah. Lima jam empat puluh lima menit kami mengayuh dari Tangerang ke Jakarta. Mungkin kami belumlah seberapa. Karena ada orang-orang yang rela mengayuh sepeda dari kota ke kota lain.



Kami akhirnya memilih untuk berfoto di dekat monumen nasional dan juga di latar depan pintu masuk Monas. Ada taman lampion yang disediakan untuk para pengunjung.



Sylvia Nurmalita

Dan akhirnya kami menyelesaikan misi kami untuk gowes sepeda dari Tangerang ke Jakarta tepat pada tanggal 17 Agustus 2016.

Tapi pulangnya kami hanya kuat mengayuh sepeda sampai daerah pesing jakarta barat dan meminta aba’ untuk menjemput kami heehehe...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar