“Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang
bermanfaat untuk orang lain”
– Muhammad shallahu’alaihi wa sallam-
Kali
ini aku akan menceritakan pengalamanku ketika aku menjadi seorang Relawan
Pendidikan di suatu daerah yang lumayan jauh dari keramaian kota. Ciherang-Pandeglang.
Sebenarnya waktu itu aku sudah merencanakan pendakian setelah dari Argopuro
kemarin bersama Agita, tapi kami mengurungkan niat kami karena mengingat
membludaknya pendaki ketika liburan panjang seperti ini, apalagi saat 17
Agustus nanti. Pasti banyak orang yang ingin merayakan hari kemerdekaan itu di
atas puncak gunung. Berfoto bersama sang Saka lalu memamerkannya melalui sosial
media. Sampai akhirnya aku diajak Agit
untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat ini dari Komunitas Filantropi
Pendidikan. sebelum aku tepilih menjadi seorang relawan, aku harus mengisi
biodata dan alasan kenapa aku bersedia menjadi relawan Pendidikan di MI
Ciherang-Pandeglang. Aku membuka web KFP dan mencoba untuk menuliskan alasan
mengapa aku ingin ikut serta dalam kegiatan 17 Agustus ini di Ciherang. Aku
sangat pesimis kalau nantinya aku tidak terpilih menjadi relawan, aku yakin
banyak alasan-alasan dari relawan lain yang berkualitas dan pantas untuk diajak melakukan
kegiatan yang bermanfaat ini. sampai akhirnya aku mendapatkan balasan email
dari KFP dan namaku terpampang sebagai relawan terpilih untuk kegiatan 17 Agustus
ini. Agit juga memberitahu kalau aku terpilih bersama dia dan juga Hanis. Aku
mempersiapkan apa saja yang akan aku bawa selama tiga hari di Ciherang nanti.
Setelah
menyepakati dimana aku dan kawan-kawan dari KFP untuk bertemu, akhirnya aku
memilih untuk bertemu di pintu tol Balaraja Barat. Dengan pedenya aku
menghampir mobil Elf berwarna putih, padahal sebelumnya aku belum pernah
bertemu dengan mereka. Aku langsung masuk kedalam mobil, mengucap salam dan
menanyakan dimana Agit? Dan suara laki-laki dari kursi belakang bilang kalau
Agit tidak ikut karena sakit tifus. Memang beberapa lalu ia sempat bilang kalau
kondisi badannya belum pulih. Aku sedikit kesal saat itu karena aku merasa di
tipu olehnya agar aku hanya jalan sendiri. Tidak ada yang sama sekali aku
kenal. Sepatah dua patah terkadang aku
ikut ngobrol dengan orang-orang yang ada di mobil tapi aku lebih banyak tidur
dan diam selama perjalanan sampai ditempat yang di tuju.
Kami
telah sampai di suatu Desa, dimana Desa itu sangat gelap dan hanya ada beberapa
lampu yang menerangi beberapa rumah saja.
Kami langsung menghampiri rumah warga yang sudah di siapkan untuk kami
beristirahat. Dirumah itu juga sudah di siapkan teh manis hangat dan beberapa
gorengan untuk kami sarapan. Teman-teman baruku lebih memilih untuk
melihat-lihat kondisi sekolah di sebelah selatan desa ini dan tidak jauh dari
rumah yang kami singgahi. Tapi aku lebih memilih untuk tidur saja. Mataku sudah
tidak kuat menahan kantuk dan untung saja, ada Rani yang juga lebih memilih
tidur. (relawan macam apa aku ini)
Setelah beristirahat dan memejamkan mata
sebentar, kami kembali menuju suatu tempat yang akan menjadi tempat singgah kami
untuk tiga hari dua malam ini. dengan menggunakan mobil Elf dan mobil APV kami
menyusuri jalanan yang jaraknya antara ± 5km dan harus melewati perkebunan
sawit dengan jalan yang rusak dan membutuhkan waktu selama ± 1,5jam. Menurut cerita dari guru relawan
SGI, mba Ulfa namanya jalanan ini kalau hujan akan tergenangi air, bahkan kalau
sudah sampai puncaknya, bukan air lagi yang menggenangi jalan ini, melainkan
lumpur. Memang di desa ini sangat sulit sekali dengan air karena resapan air
yang begitu kuat dari si pohon sawit ini. menurut Mba Erna, salah satu relawan
yang ikut juga bahwa pohon sawit adalah pohon yang menyerap air lebih banyak.
Tanahnya pun kalau sudah di cabut tidak bisa lagi dipakai untuk tanaman
lainnya. Harus menunggu beberapa tahun supaya bisa di pakai lagi. Memang sih
memiliki perkebunan sawit ini hasilnya sangat menguntungkan tapi perkebunan
sawit ini juga merugikan banyak orang contohnya saja desa Ciherang ini. mungkin
hampir 200 hektare desa ini hampir tidak ada air. hanya beberapa rumah saja
yang tersedia air, dan itupun hanya mereka yang memiliki uang lebih.
Setelah
sampai rumah kepala sekolah SD MI Ciherang, kami langsung beristirahat
sebentar. Dirumah kepala sekolah juga kami disediakan minuman dingin dan
beberapa makanan. Rumah kepala sekolah ini menurutku sudah agak mendingan
dibanding dengan rumah yang tadi. Dirumah kepala sekolah terdapat tiga kamar, dua
di depan dan satunya lagi di belakang dekat dapur. Kalian jangan membayangkan
kalau rumah kepala sekolah ini besar, jauh dari ekspektasi yang kalian
bayangkan. Beratapkan genteng yang lumayan untuk melindungi penghuninya dari
hujan dan badai dan juga di lapisi dengan bilik bambu agar terlihat sejuk. Dapurnya sangat luas dan ehmm. .. kamar
mandinya hanya tertutup setengah badan. Jadi kalau mau mandi harus menutupnya
lagi sebagian agar tidak kelihatan hehe.
Setelah
selesai membersihkan badan, kami langsung di giring ke aula. Waktu itu aku
hanya mengenal beberapa relawan saja, seperti Mba Erna, Mba Fido, Teh Jani, Mas
Faruq, Mas Angger (ketua KFP), Mba Eni dan juga Rani. Diruangan itu kami
membicarakan tentang proker yang akan di jalankan untuk enam bulan kedepan. Aku
tampak kaget dan sedikit kesal dengan Agit yang tidak memberitahuku tentang hal
ini. ia hanya bilang aku hanya menjadi relawan saja (titik). Tapi yasudah, sudah
terlanjur basah dan di awali dengan pemilihan ketua dan mas Faruq yang menjadi
ketua terpilih, lalu membicarakan tentang program kerja yang akan dijalankan
selama enam bulan mendatang.
Setelah
selesai membicarakan tentang proker tadi, kami beristirahat dan menikmati
suasana di Desa Ciherang ini. desa ini masih kelihatan lugu dari campur tangan
orang-orang yang menganggap dirinya pintar dan bisa membodohi orang-orang lugu
di desa, padahal sebenarnya orang seperti itulah yang sebenarnya bodoh dari
pemikiran. Desa ini tidak ramai dan sangat menenangkan, dan desa ini pula harga
sembako tidak semahal di kota.
Aku kira,
rapat tadi siang sudahlah berakhir. Ternyata masih ada episode kedua untuk
membicarakan tentang persiapan lomba adik-adik esok hari. Membicarakan siapa
yang akan jadi panitianya, siapa yang akan menjadi moderator dan siapa pula
yang akan menjadi supporter (loh gak ada yah hheheu). Ada untungnya juga aku
mengikuti acara seperti ini. ternyata orang-orang yang ikut dalam kegiatan ini
adalah orang hebat. Ada bu Fadlun blogger aktif, ada Rani yang juga sama
seperti bu Fadlun, ada Mas Angger founder KFP, ada Mba Erna guru biologi yang
inovatif,ada mba Ghina, ada mba Fido
seorang planner, ada mba Dila dan teh Jani yang turut serta membantu Dompet
Duaffa, mba Eni yang juga pernah menjadi guru di Indonesia Mengajar, dan ada
mas Faruq ketua KFP yang aku tidak bisa sebutkan satu-persatu prestasinya. Yang
aku tau beliau adalah lulusan UNPAD haha.
Setelah
mempersiapkan hadiah dan juga bingkisan
yang sudah kami bungkus. Kami langsung beristirahat untuk mempersiapkan tenaga
besok pagi.
Minggu,16 Agustus 2015
Pukul
08 aku dan kawan-kawan sudah sampai di lokasi SD MI Ciherang. Terlihat banyak
anak-anak sekolah yang sedang bermain dan menunggu kami untuk memulai
perlombaan. Saat aku mulai masuk ke lingkungan sekolah, anak-anak yang sedang
bermainpun seketika menghampiriku dan langsung meraih tanganku untuk memberikan
salam. Aku di kerubuti mereka, satu-persatu mereka mengantri untuk bersalaman. Aku
merasa aku tampak seperti seorang guru yang baru saja pulang ke kampung
halaman. Mereka tampak riang dan bahagia
melihat kami datang. Dan ada salah satu anak murid yang mengikutiku, entah
kenapa rasanya ia akrab sekali denganku.
Saat
aku mulai memasuki lingkungan sekolah yang hhwwwaaaaaww membuat aku ingin
menangis, membuat rasanya aku adalah manusia yang kurang bersyukur ketika
sekolah dulu. Kalian tahu seberapa ambruknya sekolah SD MI Ciherang??? Sangat memprihatinkan.
Atap-atapnya
yang sudah bolong, temboknya tampak rapuh dan ditambal dengan bilik bambu
yang... menurutku juga sudah tidak layak pakai, lantainya tanah dan sungguh
membuat hati meronta. Tapi aku kagum dan
salut dengan anak-anak yang bersekolah disini. Mereka bisa dengan ikhlasnya
belajar dalam kondisi sekolah mereka yang seperti ini.
Setelah
kami siap mempersiapkan perlombaan. Satu-persatu para murid pun mendaftar di
bantu dengan Pak Sapto, Mba Ulfa dan Pak Hery guru relawan dari Sekolah Guru
Indonesia. Mereka masih tampak muda, aku sangat kagum dengan mereka. Di usia
mereka yang masih muda, mereka sangat peduli dengan Pendidikan di Indonesia. Mereka
rela meninggalkan rumah demi untuk mengajar anak-anak di sekolah terpencil ini,
membagi ilmu mereka dengan ikhlas tanpa meminta imbalan.
Anak-anak
yang mengikuti perlombaan ini tampak riang dan bahagia. Mereka tertawa lepas
tanpa memikirkan sekolah mereka yang memprihatinkan. Mereka menikmati setiap
detik, menit, dan sampai lupa kalau tubuh-tubuh mungil mereka terbakar oleh
teriknya matahari. Mereka asyik berlomba makan kerupuk yang mereka kunyah
dengan menggunakan tali yang digantung, lomba balap karung, lomba memasukkan
paku dalam botol dan lomba kelereng yang di taruh di sendok. Mereka tampak
bahagia. Sangat bahagia...
Senin
,17 Agustus 2015
Hari
itu, dimana kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk upacara Sang Saka
dan juga sudah menyiapkan seragam yang akan kami kenakan ketika upacara
bendera. Sayangnya, Rencana Tuhan berkehendak lain. Aku terserang alergi yang
sangat unik. ‘alergi semut’!!! ya!! Aku alergi semut setelah aku menumpang
mandi di salah satu rumah warga. Tubuhku semuanya bentol, dan hampir tak
sadarkan diri karena alergi semut yang sangat kuat. Seketika tubuhku menjadi
dingin. Dan aku langsung di bawa lari ke Rumah sakit terdekat oleh Mas Angger,
Teh Jani dan Pak neming. Sampai aku
memuntahkan apa yang ada di dalam isi perutku. Sedih rasanya aku tidak bisa mengikuti
upacara bendera bersama anak-anak yang bersemangat menyorakkan kemerdekaan.
Dan aku
berterima kasih kepada teman-teman yang sudah membantuku pada waktu itu.
Dan juga
aku berterima kasih kepada Agita yang menjebakku masuk kedalam ruang lingkup
orang-orang hebat ini. kegiatan ini sangat bermanfaat untuk orang-orang yang
harus banyak bersyukur.
"berbahagialah
orang-orang yang hidupnya selalu menjadi orang yang bermanfaat untuk orang
lain, berbahagialah orang-orang yang hidupnya dengan mudah membantu orang lain,
sebab mereka adalah orang-orang yang benar-benar Bahagia"
oh
iya, SD MI Ciherang sekarang sudah di renovasi. sudah bagus dan nyaman
untuk belajar adik-adik kita disana. semoga semangat belajar mereka
selalu hadir menemani mereka belajar dan apa yang mereka cita-citakan
tercapai :)