Senin, 23 Mei 2016

Berebut Pisang





Sabtu kemarin, aku mengantar ibu kepasar seperti biasanya
Biasanya pula, aku meminta jatahku untuk tiga buah jeruk nipis
tiga buah jeruk nipis ini, aku peras setiap malamnya
dengan air panas aku tenggak perlahan. Tapi,

Sabtu ini ibu tidak memberikanku jeruk nipis, melainkan dua sisir pisang
satu sisir pisang yang sudah matang dan satu sisir pisang yang belum matang
satu sisir pisang untuk aba’ku, dan satunya lagi untuk diriku
Setelah sampai dirumah, ibuku menghidangkan satu sisir pisang yang sudah matang

lalu aba’ melahapnya perlahan,
satu satu ia makan,
keluar pintu ambil satu pisang,
masuk rumah ambil lagi satu pisang
keluar masuk ambil dua pisang
sampai habis pisang itu di makan

Aku bertanya pada ibu,
“bu kemana pisang-pisang tadi yang ibu beli?”
ibu menjawab “bapakmu yang habiskan”
“lalu aku tak kebagian?” tanyaku lagi
“kebagian, dengan yang belum matang. Itu ibu sisakan”

Dua hari setelah pisang-pisang aba’ku habis,
dan pisang-pisangku mulai matang.
tenyata masih belum puas ia memakan pisang kepunyaanku
pisang untukku di gantung di sebelah tangga 

aba’ku sudah melirik-lirik dan mencubit-cubit apakah pisang sudah matang
aku bilang pela-pelan “awas saja kalau sampai pisang-pisangku dimakannya”
Benar saja! Satu pisang setengah matang ia makan,

aku kesal.
aku bawa lari ke kamarku pisang-pisang itu
lalu..

Aba’ mencarinya.
dan kini pisang itu sudah di tanganku
agar aba’ tak melahapnya lagi tanpa kenyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar