Senin, 23 Mei 2016

Bersepeda yang menyenangkan



Bersepeda adalah salah satu olahraga yang aku gemari. Selain menyehatkan badan, bersepeda juga bisa membuat otot-otot menjadi kuat.

Kali ini, aku akan menceritakan pengalamanku yang masih abal-abal ketika aku bersepeda melewati jalur yang berkelok-kelok dan juga tanjakan.

Liburan kemarin (entah kapan) aku mengunjungi kakak ku yang ikut dengan suaminya di Cianjur. Ya kau tahu Kota Cianjur kan? Sini aku ceritakan. Cianjur adalah salah satu kota kecil di Jawa Barat setelah Sukabumi. Untuk sampai sana, kamu akan melewati puncak yang macetnya ampun-ampunan. Waktunya kurang lebih adalah ehmm sebentar aku pikir dulu.... semenit.. dua menit.. tiga menit.. tujuh jam perjalanan kalau berangkat dari rumahku yang jauhnya bukan main. Mau tahu rumahku? Ah tak usah nanti kamu akan sering apelin aku tiap malam. Tapi jangan khawatir, selama perjalanan menuju cianjur, kamu akan melewati puncak yang sejuk suasananya sehingga rasa penat selama di perjalanan akan terlupakan.

Sebelum aku memulai perjalananku bersepedah mengelilingi kota cianjur, aku menyiapkan energiku terlebih dahulu. Tidur!! Aku biasanya bersepedah pagi-pagi tapi kali ini aku bersepedah sore-sore.
setelah menyiapkan energi, aku siapkan sebotol minum dan juga cemilan sebagai perbekalan. Aku tahu jalan yang aku lalui nanti. Kalau kau? Nanti saja aku ceritakan.

Setelah menyetting ransel dan juga perbekalan, mulai ku kayuhkan sepedaku perlahan.perlahan-lahan jalan mulai tanjakan dan aku sudah tak tahan.
aku berdiri-berdiri mengayuh sepeda itu. . toko-toko yang ada di pinggiran mulai melihatku dengan serius. Mungkin aku seperti atlet bersepeda? Hahaha aku mesam-mesem tak karuan.

Aku melewati asrama TNI yang wajahnya tampan, eh kau jangan cemburu tetap saja hanya kamu yang aku cinta.
angin semriwing membuat keringatku yang mulai bercucuran ini, harus hilang karena si angin yang lewat tadi.

Aku menyusuri jalanan kota cianjur yang tidak macet, jalanan renggang, tenang, tak ada suara bunyi klakson dan juga suara triakan-triakkan yang memekikkan.

tukang-tukang dagang pinggiran jalan membuat aku ingin rasanya berhenti dan ingin jajan. Tapi aku urungkan niat dan melanjutkan berjalanan menyusuri tempat-tempat yang sepi dan juga menenangkan.
Kanan kiri rumah sudah mulai habis, aku hanya bertemu dengan sapi-sapi, kambing-kambing yang mengembik, ayam-ayam yang mulai keok dan banyak ternak hewan lainnya. Aku menyusuri jalan lurus yang tiada habisnya, hanya ada sawah dan perkebunan jagung dan juga warga yang sedang berkebun. Aku masih mengayuh sepeda sampai akhirnya tembuslah di kota.

Setelah sampai di kota, aku menemukan rentetan tukang jualan makanan yang berbagai macam rasa dan bentuknya, ada mie ciyus, ada lumpia basah, ada seblak, dan juga ada sate maranggi.  Tapi aku memilih mie ayam (loh kenapa tidak memilih makanan yang disebutkan tadi?” suka-suka aku dong) setelah melahapnya perlahan dan aku mulai kenyang. Akhirnya aku kembali pulang ditemani senja dan matahari yang mulai tenggelam. Ah
terbayarkan sudah rasa lelahku






Tidak ada komentar:

Posting Komentar