Bersepeda adalah salah satu olahraga yang aku gemari. Selain
menyehatkan badan, bersepeda juga bisa membuat otot-otot menjadi kuat.
Kali ini, aku akan menceritakan pengalamanku yang masih
abal-abal ketika aku bersepeda melewati jalur yang berkelok-kelok dan juga
tanjakan.
Liburan kemarin (entah kapan) aku mengunjungi kakak ku yang
ikut dengan suaminya di Cianjur. Ya kau tahu Kota Cianjur kan? Sini aku
ceritakan. Cianjur adalah salah satu kota kecil di Jawa Barat setelah Sukabumi.
Untuk sampai sana, kamu akan melewati puncak yang macetnya ampun-ampunan. Waktunya
kurang lebih adalah ehmm sebentar aku pikir dulu.... semenit.. dua menit.. tiga
menit.. tujuh jam perjalanan kalau berangkat dari rumahku yang jauhnya bukan
main. Mau tahu rumahku? Ah tak usah nanti kamu akan sering apelin aku tiap
malam. Tapi jangan khawatir, selama perjalanan menuju cianjur, kamu akan
melewati puncak yang sejuk suasananya sehingga rasa penat selama di perjalanan
akan terlupakan.
Sebelum aku memulai perjalananku bersepedah mengelilingi
kota cianjur, aku menyiapkan energiku terlebih dahulu. Tidur!! Aku biasanya
bersepedah pagi-pagi tapi kali ini aku bersepedah sore-sore.
setelah menyiapkan energi, aku siapkan sebotol minum dan juga cemilan sebagai perbekalan. Aku tahu jalan yang aku lalui nanti. Kalau kau? Nanti saja aku ceritakan.
setelah menyiapkan energi, aku siapkan sebotol minum dan juga cemilan sebagai perbekalan. Aku tahu jalan yang aku lalui nanti. Kalau kau? Nanti saja aku ceritakan.
Setelah menyetting ransel dan juga perbekalan, mulai ku
kayuhkan sepedaku perlahan.perlahan-lahan jalan mulai tanjakan dan aku sudah
tak tahan.
aku berdiri-berdiri mengayuh sepeda itu. . toko-toko yang ada di pinggiran mulai melihatku dengan serius. Mungkin aku seperti atlet bersepeda? Hahaha aku mesam-mesem tak karuan.
aku berdiri-berdiri mengayuh sepeda itu. . toko-toko yang ada di pinggiran mulai melihatku dengan serius. Mungkin aku seperti atlet bersepeda? Hahaha aku mesam-mesem tak karuan.
Aku melewati asrama TNI yang wajahnya tampan, eh kau jangan
cemburu tetap saja hanya kamu yang aku cinta.
angin semriwing membuat keringatku yang mulai bercucuran ini, harus hilang karena si angin yang lewat tadi.
angin semriwing membuat keringatku yang mulai bercucuran ini, harus hilang karena si angin yang lewat tadi.
Aku menyusuri jalanan kota cianjur yang tidak macet, jalanan
renggang, tenang, tak ada suara bunyi klakson dan juga suara triakan-triakkan
yang memekikkan.
tukang-tukang dagang pinggiran jalan membuat aku ingin rasanya berhenti dan ingin jajan. Tapi aku urungkan niat dan melanjutkan berjalanan menyusuri tempat-tempat yang sepi dan juga menenangkan.
Kanan kiri rumah sudah mulai habis, aku hanya bertemu dengan
sapi-sapi, kambing-kambing yang mengembik, ayam-ayam yang mulai keok dan banyak
ternak hewan lainnya. Aku menyusuri jalan lurus yang tiada habisnya, hanya ada
sawah dan perkebunan jagung dan juga warga yang sedang berkebun. Aku masih
mengayuh sepeda sampai akhirnya tembuslah di kota.
Setelah sampai di kota, aku menemukan rentetan tukang jualan
makanan yang berbagai macam rasa dan bentuknya, ada mie ciyus, ada lumpia
basah, ada seblak, dan juga ada sate maranggi. Tapi aku memilih mie ayam (loh kenapa tidak
memilih makanan yang disebutkan tadi?” suka-suka aku dong) setelah melahapnya
perlahan dan aku mulai kenyang. Akhirnya aku kembali pulang ditemani senja dan
matahari yang mulai tenggelam. Ah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar