Terkadang ibuku bilang kalau aku adalah anak perempuan yang
unik, aku suka menyendiri di kamar dan hanya keluar kamar kalau ibuku memasak
makanan kesukaanku – kentang balado. Memanggilku untuk keluar kamar tak perlu
berteriak ataupun marah-marah, cukup dengan aroma makanan atau minuman yang
ibuku buat, aku pasti langsung buru-buru turun kebawah langsung menghampiri ibu.
Aku juga merasa aneh sih terkadang. Aku merasa bahagia ketika
aku baru pulang dari imajinasiku. Pulang dari imajinasi? Kamu pasti akan
bingung. Iya pulang dari imajinasi yang terkadang membuatku lelah dan bahagia.
Tidak perlu membawa uang untuk traveling imajinasi . ini sangatlah gratis haha – aneh
Aku selalu pergi berimajinasi dengan pikiranku. Kalau
pikiranku dan otakku sudah terlalu runyam. Aku membayangkan aku pergi ke suatu
daerah yang pernah aku kunjungi menggunakan ransel berisi makanan dan minuman
segar serta membawa payung agar tak kepanasan. Sepanjang perjalanan aku hanya
jalan sendirian, tidak ada sesiapa selama perjalanan. Sampai akhirnya aku
menemukan suatu tempat dimana tempat itu pernah aku kunjungi bersama
teman-temanku. Udara yang menyibak kerudungku terkadang membuat aku terlalu
berlebihan sampai memejamkan mata dan merentangkan tangan bak film-film india.
Padang savana yang luas berserta di hiasi dengan alang-alang yang berada di
sekitarnya, aku terus berjalan menyusuri jalan setapak itu. Sampai akhirnya aku
terpaksa memejamkan mataku karena burung merak yang menyenggol topi rimbaku.
Lalu tiba-tiba tempat itu berubah menjadi padang savana yang sangat panas.
Fatamorgana terlihat sampai aku mau skarat dibuatnya. Tidak ada air disana dan
tidak ada sesiapa. Di tempat itu aku lebih memilih untuk tidur agar waktu
mengantarkan aku pada malam. tiba-tiba pula tubuhku seperti ada yang menarik
kebelakang sangat cepat, secepat kilat. Aku menabrak dedaunan dan ranting-ranting di
sekitar hutan itu. Aku menembus waktu dan ...
Aku kembali berada di suatu tempat yang sangaaat sejuk.
Terdapat danau di tempat ini, danau yang di himpit dua bukit seperti gambar
ketika aku masih kecil, dua bukit untuk matahari terbit dan di kelilingi dengan
danau. Danau itu romantis. Suara riak-riak air terdengar membuatku ingin
membuka perbekalanku tadi di kamar yang sudah aku siapkan. Aku membuka minuman bersoda warna merah
sambil menikmati sejuknya udara di bibir danau itu . Berkabut.. tiba-tiba
ditengah ketenangan itu kabut datang, aku seolah hilang arah dan tak tahu
tujuan. Aku lagi-lagi terseret oleh mesin waktu itu, bukan.. bukan.. bukan mesin
waktu, tapi aku terseret oleh imajinasiku sendiri..
Sampai akhirnya aku berada di satu tebing yang pernah aku
lewati bersama teman-temanku. Tapi aku heran. Kemana mereka? Hanya ada carriernya dan perbekalannya saja yang
di tinggal. Apa mereka hilang? Aku tak mengerti mengapa aku berani berada di
tempat ini. tebing ini hanya memiliki
tali seadanya dan sangat licin. Kalau aku tidak hati-hati maka aku akan
terjungkal ke bawah tebing. Sampai akhirnya aku telah sampai di tanah datar
yang sangat tinggi dengan kawah yang diameternya lumayan besar. Jalanan yang
mengitari tanahnya pun hanya cukup untuk dua orang saja. Disekitar sini, ada
tumbuhan bunga edelweis yang rapat sampai ke ujung jalan, lalu aku turun dari
tanah datar itu. Aku menemukan hamparan luas... sangaaatt luaass yang di
kelilingi oleh tanaman edelweis. Apakah ini kerajaan ataukah ini??? disini
tenang dan damai. Lalu aku berjalan ke arah timur hamparan luas ini. aku
terpeleset dan aku seperi di tarik dan tiba-tiba...
Aku sudah berada di suatu tempat yang banyak bukit. Untuk
melewati bukit bukit ini butuh waktu yang sangat lama, lagi-lagi hijau yang aku
rasa.. aku terus berjalan sampai aku
mencapai puncaknya..
Di depanku, sudah ada satu gunung yang puncaknya seperti
bekas letusan lahar yang ia muntahkan dengan ganasnya. Segitiga yang tidak
sempurna tidak mengurangi ke gagahan dari gunung itu dan aku teringat satu nama
. ‘mbah marijan’ dan... kota tempat dimana gunung itu berada pernah mengalami
guncangan hebat yang meluluh lantahkan sebagian kota yang memakan banyak
korban. Aku pernah mendengar bencana yang melanda kota ini tahun 2005 .
Aku
mencoba menghampiri gunungnya tapi aku tidak bisa, rasanya buram dan aku sulit
untuk menggapai bukit itu. Rasanya sangat jauh dan jauuuhh sekali, aku tidak
bisa menggapainya sampai pada akhirnya aku sudah berada di atas motor dan seorang laki-laki yang memboncengiku. rasanya aku kenal dengan dia. rambutnya yang kriting dan berkacamata membuatku tak asing. seperti keponakan ibuku tapi kenapa dia diam saja tidak bicara. motorku menyusuri jalan yang kanan kirinya terdapat padang savana dan juga hutan belantara. motor itu masih melaju dan mulai berkelok-kelok ditambah jalanan yang menanjak. sudah hampir satu jam aku menyusuri jalan ini. motor yang aku tumpangi sudah terparkir oleh laki-laki tadi. aku sampai di satu pantai yang ombaknya begitu kuat untuk memghempaskan setiap manusia yang berani mendekatinya. ombak itu begitu ganas. laki-laki berambut kriting dengan kacamatanya itu menghampiri ombak itu. "mau kemana dia?" pikirku. apa aku akan di bawa hanyut kepada laki-laki yang mirip keponakan ibuku??
ia terus mendekati ombak itu, perlahan ia berjalan tapi dia masih diam saja sambil menikmati matahari yang terbenam. aku memang suka melihat matahari terbenam, apalagi kalau sudah waktu senja. aku ingin berlama-lama.
ombak itu perlahan mendekati laki-laki itu, aku triak dan terus triak, "heeeeyyy heeeeyyy cepaaat kembalii" kataku sambil ketakutan. ombak itu semakin besar dan siap untuk memakannya. aku triak sekuat tenagaku tapi aku tidak bisa mendengar suaraku sendiri. aku bingung mau minta tolong dengan siapa. tidak ada siapa-siapa disini. hanya ada aku dan laki-laki itu. perlahan ombak itu semakin dekat... semakin dekat.. lagi dan lagi sampai aku ikut terseret ..
"bbllluup bluup bluupp"
aku tak sadarkan diri sampai aku terdampar di suatu pulau...
aku mendengar suara deburan ombak yang
sangat tenang. Pulau ini sepi dan tidak
ada satu bangunapun yang berdiri. Ehmm
mungkin ada satu bangunan ang berdiri disini, tapi itu terbuat dari bilik bambu
biasa dan hanya beberapa penghuni disini. Aku rasanya kenal dengan pulau ini.
aku menuju ke arah timur pulau ini. aku harus melewati sedikit hutan untuk
sampai ke ujung timur pulau ini.
Setelah beberapa menit aku menyusuri jalan ini, mataku
terbelalak hhwwaaaaaaaa.... it’s wonderfulplace .. pasir putiihh huwaaaaaaaa
... aku berlari-lari kecil membawa terbang layangan di genggaman seakan hanya
akulah penghuni di pulau ini. kali ini
aku yakin, tidak ada yang menggangguku lagi. Yaa damai.. tenang.. tidak ada
suara triakan-triakan yang membuat kupingku menjadi pengang, tidak ada
suara-suara tertawa yang membuat badan bergelincangan, tidak ada orang-orang
yang mengganggu kehidupan. Aku menikmati setiap detik angin yang berhembus,
terkadang menggelitik kulit-kulit pipi ku, membuat kerudungku berterbangan .
hanya ada aku dan suara deburan ombak. Dan aku memejamkan perlahan menikmati
setiap hembusan angin bersama pasir-pasir putih. Mereka berbisik dan
menemaniku, menemani ketenanganku dipulau ini sampai aku tertidur pulas.
• • •
Hembusan angin tadi tiba-tiba menghilang, aku kegerahan dan
peluh bercucuran membasahi wajahku. Aku terbangun dari imajinasiku, rasanya
lelah dan dahaga. Aku haus dan badanku terasa pegal mengelilingi beberapa
tempat tadi.. kkkkrrrrrreeeeeekkksuara tulang-tulang punggungku saling
bersahutan, kepalaku sudah mulai kaku tak bisa menengok kiri dan kanan. Aah
lelah sekali rasanya. Meja imajinasiku sudah berantakan tak karuan, sepertinya
aku terlalu jauh berjalan-jalan. tapi aku senang, akhir dari imajinasiku cukup
membuat aku tenang dan damai. Baiklah akan kupikirkan kemana aku akan pergi
lagi dengan imajinasiku nanti.
Didalem imajinasi juga ye... tetep aja ada payung :D
BalasHapusHuahahaaa payung kesayangan gak boleh ketinggalan kaakkss..
BalasHapusKita kapan niih meetup?m